Belajar Pengolahan Sampah ke Banyumas
KARAWANG,RAKA- Persoalan sampah di Karawang sampai saat ini tidak kunjung tuntas. Sampah liar hampir bisa ditemukan disetiap sudut kota Karawang. Untuk mengatasi persoalan ini, Pemkab Karawang belajar pengolahan sampah ke Banyumas, Jawa Tengah.
Bupati Karawang, Aep Syaepuloh menilai Banyumas sebagai tempat pembelajaran karena kota ini dinilai paling konsisten dan berhasil dalam melakukan pengelolaan sampah se-Asia Tenggara. Banyumas sudah sangat sukses berkomitmen mewujudkan zero waste to landfill dan berhasil menekan emisi gas rumah kaca. “Mereka mempunyai 29 TPST. Dari jumlah kecamatan tak jauh berbeda dengan Karawang hanya saja jumlah rumah tangga dan produksi sampah rumah tangga di Karawang jauh di atas Banyumas,” katanya.
Aep melanjutkan, Banyumas memproduksi 450 ton sampah rumah tangga setiap hari, dan 98% persennya diolah menjadi produk bernilai jual tinggi. Menariknya, semua unsur masyarakat juga turut dilibatkan dengan cara menyediakan aplikasi Jeknyong dan Salinmas dari Pemkab Banyuangi. “Di dua aplikasi itu warga bisa jual sampah ke pemerintah daerah lewat aplikasi, tidak tunggu waktu lama Jeknyong jemput sampahnya untuk dbawa ke TPST. Harga jualnya lumayan, warga disana jadi semangat,” ujarnya.
Sampah-sampah dari rumah masyarakat itu kemudian dibawa ke TPST terdekat untuk dikumpulkan, dipilah, dan dikeola hingga pemerosesan terakhir. Sampah organik dikelola menjadi magoot yang produksinya bisa mencapai 1-2 ton per hari. Usai melihat sendiri bagaimana cara Pemkab Banyumas mengelola sampah, ia berencana
mencontoh Pemkab Banyumas untuk menyelesaikan permasalahan pengelolaan sampah dari tingkat hulu hingga ke hilir. Ia mengakui, untuk Langkah awal ia akan menuntaskan dulu permasalahan penglolaan sampah di tingkat hilir yakni TPAS Jalupang. “Sebagai langkah awal kita akan menuntaskan dulu permasalahan TPAS Jalupang, kemudian nanti sektor SDM pengelolaan sampah juga akan mulai kami benahi,” paparnya. (asy)