KARAWANG

Belakang Rumah Langsung Lepas Pantai
-Abrasi Terus Mengikis Daratan

CIBUAYA, RAKA – Di sejumlah film, ada pemandangan yang indah saat si pemilik rumah memiliki halaman belakang berupa pantai dengan pasir berwarna putih. Beragam kegiatan dilakukan, mulai dari sekadar ngobrol hingga memasak makanan yang diwarnai gelak tawa.
Di Cibuaya, tepatnya di Pantai Pisangan Desa Cemarajaya, warga setempat memang bisa langsung melihat pantai, bahkan banyak yang belakangnya rumahnya langsung ke laut lepas. Bedanya, kondisi warga Cemarajaya akibat abrasi yang terus mengikis daratan dan sudah tentu sangat tidak nyaman.
Dulu di Pantai Pisangan, Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, jarak rumah dengan bibir pantai membutuhkan waktu setengah jam. Kini, rumah warga langsung berbatasan dengan laut.

Salah satu warga yang mengalami perbedaan itu adalah Isem. Dia tahu betul jika dulu rumahnya cukup jauh dengan air laut. Perlahan tapi pasti, bibir pantai itu terus terkikis hingga kini jarak antara rumahnya dengan laut hanya sepelemparan batu. “Gelombang besar terus mengikis lahan pemukiman,” ungkapnya kepada Radar Karawang.

Darsa (53), sebelum diserang abrasi, Desa Cemarajaya memiliki pantai yang sering dikunjungi wisatawan, yaitu Pantai Pisangan. Bahkan menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk berwisata. Sementara saat ini, jangankan untuk pengunjung, warga setempat saja khawatir dengan kondisi yang ada, bahkan selalu dihantui dengan ketakutan akan adanya abrasi susulan. Bagaimana tidak, hampir setiap tahun daratan di Desa Cemarajaya terkikis oleh abrasi. Sepanjang tahun 2020 saja, terjadi beberapa kali abrasi, belum lagi tahun-tahun sebelumnya. “Setahun hampir satu sampai dua meter daratan yang terkikis oleh abrasi. Dulu saya mau ke pantai itu butuh waktu satu jam untuk bolak-balik dari rumah ke pantai. Sekarang, air laut sudah bisa dijangkau saat saya buka pintu belakang,” ucap Darsa.
Selain itu, di depan kantor Desa Cemarajaya ke pantai itu lumayan jauh juga. Pada tahun 2018, setelah jalan di depan kantor desa itu masih ada pasir dan daratan yang cukup luas, sekitar 10-20 meter. Bahkan bisa digunakan untuk beberapa kegiatan, seperti mancing maupun aktivitas lainnya. Sementara sekarang bisa di lihat langsung, jalannya saja sudah rusak. Bahkan sebagian badan jalan sudah ada yang anjlok akibat tidak ada penahan, serta pasir di bawahnya pun di gerus abrasi. “Sebagian badan jalan anjlok, soalnya pasir di bawahnya habis terkikis abrasi,” terangnya.

Kendatipun demikian, belum ada lagi upaya pemerintah bagi masyarakat sekitar setelah menerjunkan bebatuan penahan gelombang. Karena bebatuan penahan gelombang yang sudah dipasang sejak dua tahun ke belakang pun mulai banyak yang pindah posisi. (mra)

Related Articles

Back to top button