HEADLINEKARAWANG

Bertahan di Tengah Serangan Corona

SEPI: Hunian hotel di Karawang mengalami penurunan saat pandemi corona.

Sektor Perhotelan Lesu, Kas Daerah Kena Imbas

KARAWANG, RAKA – Perhotelan menjadi salah satu sektor usaha yang sangat terdampak akibat pandemi corona. Pendapatan mereka bergantung pada kehadiran orang-orang yang membutuhkan akomodasi penginapan atau ruang pertemuan. Sementara itu pemerintah selalu mengimbau masyarakat untuk tetap di rumah dan menghindari tempat umum.

Brits Hotel Karawang misalnya, sejak pertangahan Maret lalu dampak corona ini mulai terasa dengan banyak pembatalan pemesanan. Padahal sebelumnya performa hotel meningkat dan cukup baik. Okupansi hotel Maret hanya mencapai 50%. Saat itu pun manajerial memperkirakan tingkat hunian dan pertemuan turun 90% pada bulan April, dan ternyata penurunan berkisar 80%. Salah satunya jalan untuk meminimalisir kerugian adalah dengan mengurangi jumlah karyawan. “Bulan April itu juga kita mengurangi karyawan sekitar 60%, yang office pun sampai turun ke operasional,” terang E-commerce Manager Brits Hotel Karawang Pandu Reza, Selasa (9/6).

Memasuki bulan Mei keadaan semakin parah dan pengurangan karyawan kembali dilakukan sebanyak 20%. Dikatakannya unit jaringan hotel mereka di Bali saat itu telah tutup maka Brits Hotel Karawang diupayakan tetap beroperasi. Meski demikian protokol kesehatan tetap dijalani seperti sterilisasi area hotel, penyediaan hand sanitizer dan sarana cuci tangan, pengecekan suhu tubuh dan wajib mengenakan masker. “Suhu di atas 38 derajat kita tegas tidak boleh masuk hotel sama sekali, dan semua pintu ditutup, cuma ada satu pintu lobby utama jadi tamu atau karyawan harus melewati pengecekan itu,” terangnya lagi.

Selama pamdemi berlangsung strategi yang dilakukan agar tamu tetap berkunjung adalah memberlakukan promo dengan harga yang menarik. Promo tersebut cukup mendapat respon dari masyarakat terutama di sosial media. Jasa antar gratis paket menu buka puasa pun dilakukan namun tidak cukup efektif karena daya saing yang tinggi.

Peningkatan tamu mulai terasa saat masa arus balik lebaran. Melihat hal ini muncul optimisme terlebih pemerintah merencanakan kebijakan adaptasi kebiasaan baru. Pada bulan Juni sebagian karyawan yang dirumahkan kembali direkrut.

Pelayanan pun akan disesuaikan dengan kebijakan pemerintah salah satunya adalah ruang pertemuan yang hanya diisi setengah kapasitasnya. “Kita akan buat paket-paket baru yang menarik, terus paket akad nikah, yang kemarin nikahnya pending kita buatkan juga (paketnya), kita sih optimis di bulan Juni ini setidaknya selain kamar kita masih bisa menjual hal lain, tidak hanya mengandalkan kamar,” paparnya.

Sementara itu kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Karawang Hadis Herdiana menyampaikan, pandemi corona memang berpengaruh pada pendapatan daerah. Sebab geliat ekonomi di masyarakat yang rendah tentunya menurunkan juga jumlah pendapatan pajak. Penerimaan pajak yang ditargerkan mencapai Rp 680,1 miliar sampai 8 Juni kemarin baru terealisasi 37,06% yakni Rp252 miliar. Adapun penerimaan pajak dari hotel yang ditargetkan Rp11,4 miliar sudah terealisasi 52,2% yakni Rp5,84 miliar.

Mengingat banyaknya sektor usaha yang mengalami kesulitan akibat corona bahkan tidak beroperasi, Bapenda Karawang menerapkan kebijakan relaksasi. Wajib pajak diberi keringanan berupa penghapusan denda pajak selama pandemi corona dan hanya diwajibkan membayar pokok pajak. Bahkan usaha yang sama sekali tidak beroperasi seperti rumah makan tidak perlu membayar pajak namun tetap harus menherahkan laporan. “Mereka mau bayar pajak gimana, kan pendapatan saja tidak ada, kalau pendapatan 0 berartikan persentasi pajaknya juga ya 0,” ucapnya.

Namun demikian, ia menyampaikan selama pandemi corona ini bukan berarti Karawang tidak memiliki pendapatan. Hal ini nampaknya karena beberapa sektor usaha masih tetap beroperasi. “Walau kondisi seperti ini, alhamdulillah pajak daerah masih bisa masuk, relatif normal, bukan dibandingkan dengan sebelumnya, tapi kalau dilihat dalam kondisi ini,” pungkasnya. (din)

Related Articles

Back to top button