BLT BBM tak Boleh Dipakai Beli Rokok
KARAWANG, RAKA – Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM bersubsidi yang digelontorkan Pemerintah Pusat, banyak digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ati (56) misalnya, warga Kecamatan Purwasari mengatakan uang BLT BBM bersubsidi yang dia dapat dari pemerintah, digunakan untuk modal usaha. “Alhamdulillah uang BLT ini saya pake dulu buat modal dagang keliling,” katanya kepada Radar Karawang, Minggu (25/9).
Ati menambahkan, dirinya berjualan makanan siap santap yang dijajakan berkeliling untuk menyambung hidup. “Iya untuk menyambung hidup dagang keliling makanan, kayak goreng ikan dan lain-lain ke tetangga,” tambahnya.
Warga Desa Pancawati, Asni mengungkapkan, dana BLT BBM yang diterimanya digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. “Untuk kebutuhan hidup, buat beli sembako dan lainya, ” terangnya.
Disinggung soal ada tidaknya potongan BLT BBM, Asni mengungkapkan, tidak ada sama sekali potongan dari pemerintah desa atau pegawai Kantor Pos. “Alhamdulillah sih tidak ada potongan,” pungkasnya.
Sementara itu, Kasi Pemerintahan Desa Pancawati Muhammad Yanwar mengingatkan, BLT BBM bersubsidi tidak diperkenankan untuk membeli rokok dan minuman alkohol. “Sesuai arahan menteri sosial digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat,” ungkapnya.
Dia berharap dengan adanya BLT BBM dari Pemerintah Pusat ini, dapat membantu masyarakat yang terkena imbas kenaikan harga BBM bersubsidi. “Mudah-mudahan ini dapat meringankan beban hidup masyarakat yang mendapatkannya,” tandasnya.
Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta warga penerima BLT BBM tak menggunakan uang bantuan untuk membeli rokok. Ia mengatakan uang BLT itu harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. “Saya berharap ini digunakan untuk men-support kenaikan harga-harga, bukan untuk rokok ya. Yang jelas untuk kebutuhan pokok agar tidak kekurangan gizi,” kata Risma
Menurutnya, saat ini, penyaluran dana BLT itu sudah mencapai 40 persen atau sekitar 8,1 juta penerima. Ia menargetkan penyaluran dana BLT sudah mencakup 90 persen atau 20,65 juta penerima pada pekan depan. “Kalau lihat ini kayaknya akhir bulan ini kelar, seluruh Indonesia pekan depan sudah 90 persen. Kalau lewat PT Pos kami cepat sekali, dia menerima langsung, jadi gak ada yang motong-motong,” katanya. (fjr)