KARAWANG, RAKA – Butuh waktu satu jam, keluarga dan petugas kesehatan membujuk Satia Putra (7), bocah penderita obesitas asal Kampung Cilempung, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon untuk diperiksa di RSUD Karawang. Petugas sempat kesulitan, karena Satia enggan turun dari mobil ambulans.
Satia tiba di RSUD Karawang sekitar pukul 11 siang menggunakan mobil ambulans diantar Kepala Puskesmas Pasirukem dan Camat Cilamaya Kulon, serta orang tuanya. Setibanya di RSUD, bukannya turun, Satia malah menangis. Di dalam mobil ambulans selama 20 menit Satia menangis dan tidak mau turun di lobby utama RSUD Karawang. Tapi, petugas kesehatan tak kehabisan akal, Satia dibawa putar-putar di lingkungan RSUD, setelah itu akhirnya dia mau turun. “Ya namanya anak 7 tahun, melihat banyak orang dan baru pertama kali ke RSUD Karawang mungkin takut,” ungkap Kepala Hukmas dan Promkes RSUD Karawang H Ruhimin SH, kepada Radar Karawang, Rabu (3/7).
Setelah turun dari mobil, bocah yang memiliki berat badan 101 kilogram ini tak lantas mau masuk ke ruang pemeriksaan. Orang tuanya mesti bekerja keras membujuk Satia agar mau diperiksa, Satia bahkan diajak terlebih dulu ke warung di belakang RSUD dan dibelikan sebuah mainan. Selang satu jam , Satia mulai masuki lorong rumah sakit dari arah pintu barat menuju ruang eksklusif anak.
Orang tua Satia, Sarli (51) menuturkan, putranya mengalami kenaikan berat badan setelah disunat saat berusia tiga tahun. Nafsu makannya pun makin meningkat.
Tiap hari, Satia makan enam hingga tujuh kali, itu belum dengan ngemil, seperti bakso. Malam sebelum tidur, Satia juga kerap merengek meminta makan. Tiap kali makan, porsi makannya pun banyak, tak seperti anak-anak pada umumya. “Namanya anak-anak, apalagi Satia baru berusia 7 tahun kalau kita enggak ikutin untuk jajannya suka marah, sampai akhirnya berat badannya sampai 97 kilo,” ucapnya.
Komariah (40), ibunda Satia mengatakan, anak bungsu dari tiga bersaudara itu minder karena bobot badannya tak seperti layaknya anak seusianya. “Sekarang anak saya minder jadi tidak sekolah,” katanya.
Ia pun mengaku, sejak anaknya mengalami pertumbuhan tidak wajar hingga berat badannya mencapai 97 kilogram, setelah ditimbang di RSUD berat badannya 101 kilogram, Satia tidak pernah mendapat perawatan medis karena keterbatasan biaya. “Makanya saya menyambut baik sekali setelah banyak pihak yang mau membantu pengobatan anak saya ke RSUD Karawang ,” katanya.
Wakil Bupati Karawang Jimmy Ahmad Zamakhsari berjanji, akan membantu kesembuhan Satia. Menurutnya, Satia merupakan satu dari tiga kasus bocah obesitas di Kabupaten Karawang. “Mudah-mudahan dengan adanya penanganan dari pihak RSUD, Satia bisa sembuh dan kembali normal seperti anak-anak pada umumnya,” tutupnya. (yfn)