KARAWANG

Ciri Khas Dalang Karawang Sudah Hilang

Iman Rohendi, Juara Binojakrama 2024

KARAWANG, RAKA – Berawal dari membaca buku yang berisi tentang kisah wayang, Iman Rohendi mulai tertarik untuk mempelajari sebagai dalang. Dan sejak tahun 1989 hingga kini, Iman terus eksis di dunia pewayangan.
Dalang wayang golek asal Karawang ini bercerita, ketertarikannya pada wayang sudah sejak kecil. Darah seni ini mengalir deras dari kedua orang tuanya. Ayahnya merupakan seorang polisi tapi juga aktif menjadi dalang, sementara ibunya seorang sinden. Menurut Iman, ia mulai menekuni dunia wayang tahun 1989, saat itu ia masih menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas Pendidikan. Prosesinya sebagai ASN, sempat membuatnya kesulitan membagi waktu, akhirnya pada tahun 1991 sampai 1992 ia vacum di dunia wayang karena fokus menjadi ASN. “Saya tidak langsung terjun ke panggung saat itu. Di tahun 1991 saya ikut kursus mendalang sehingga tahun 1994 diikutsertakan dalam ajang Binojakrama tingkat Jawa Barat. Saat itu saya awal ikut lomba dan mendapatkan juara ke tiga dan di tahun 2013 saya ikut di tingkat kabupaten mendapatkan juara 1,” ujarnya, Selasa (21/5).
Pada tahun 2024, Iman kembali memperoleh juara utama dalam perlombaan Binojakrama tingkat kabupaten yang digelar 15 dan 16 Mei 2024 lalu. Prestasinya ini membawa Iman mewakili Karawang di lomba serupa tingkat Jawa Barat. “Untuk melaju ke tingkat provinsi tahun 2025 kita harus persiapan, pertama latihan karena berbeda kompetisi di kabupaten dengan provinsi. Binojakrama mempunyai aturan khusus, ada 12 aturan yang sudah paten. Dalam waktu satu jam semua alur cerita sudah harus selesai tidak boleh ada yang tertinggal dan dikurangi. Saya akan mempelajari dari beberapa pustaka dan mengingat ulang pengalaman yang sudah ada,” tambahnya.
Meski terbilang dalang senior, Iman tetap termotivasi ikut Binojakrama. Menurutnya, saat ini ciri khas teknik dalang dari Karawang telah hilang di generasi muda. “Saya tidak ada rasa takut karena saya mengikuti itu dengan satu tekad. Saya membawakan kisah Rahawana Pejah bercerita tentang kematian seorang Rahwana. Awalnya saya tidak ingin untuk ikut karena saya ingin memberikan dorongan untuk generasi muda, tapi karena dalam Binojakrama tidak dapat di ikuti oleh dalang di bawah usia 26 tahun akhirnya saya tetap ikut. Motivasi saya ikut, itu karena dulu Karawang mempunyai dalang maestro yang menjadi contoh bagi semua dalang di Provinsi Jawa Barat. Setelah beliau meninggal dunia, sekarang ciri khas dalang dari Karawang sudah hilang. Sekarang dalang muda lebih mencontoh dalang dari Bandung,” paparnya.
Di tengah era modern saat ini, tambah Iman, minat masyarakat menonton wayang sudah mulai berkurang. “Kalau dulu seni pedalangan begitu diminati oleh semua masyarakat karena hiburan masih jarang hanya hiburan yang bersifat di panggung. Sekarang hiburan sudah semakin banyak dan bahkan sudah bisa di genggam di tangan. Hiburan kesenian daerah termasuk wayang sudah jarang di pertontonkan sehingga generasi muda sekarang kurang begitu mengenal hiburan wayang,” tutupnya. (nad)

Related Articles

Back to top button