HEADLINEKARAWANG

Corona Varian Delta di Karawang

KARAWANG, RAKA – Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengumumkan adanya temuan varian India atau varian Delta Covid-19 dari sampel di Karawang. Temuan itu diperoleh berdasarkan hasil whole genom sequencing (WGS) yang dilakukan oleh tim peneliti Covid-19 di LIPI. Informasi tersebut, tertuang dalam surat edaran Kepala Pusat Penelitian Biologi LIPI Nomor B-3103/III/KP.06.01/6/2021, dan ditandatangani oleh Dr. Atit Kanti, S.Si., M.Sc tertanggal 18 Juni 2021.

Dalam surat edaran tersebut tertulis, WGS adalah salah satu metoda untuk memetakan varian Covid-19 sebagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk memetakan varian Covid-19 yang masuk ke Indonesia. Dan WGS juga sebagai upaya mencegah masuknya varian Covid-19 yang berasal dari luar Indonesia. Melihat hal itu, LIPI meminta agar masyarakat tidak keluar rumah, bekerja di rumah apabila tidak ada pekerjaan mendesak yang dikerjakan di kantor dalam waktu satu minggu ke depan, terhitung tanggal 21 Juni sampai 25 Juni 2021.

Juru bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Karawang Fitra Hergyana belum bisa memberikan keterangan lebih mendetil akan hal itu. “Kami masih melakukan pengecekan,” ungkapnya kepada Radar Karawang, kemarin. Di sisi lai, Fitra mengatakan, kasus harian Covid-19 di Karawang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Ia membeberkan, sebanyak 1.157 keterisian tempat tidur rumah sakit atau bed occupancy ratio (BOR) kini telah terisi 94,2 persen.

Jumlah tersebut adalah jumlah dari seluruh rumah sakit di Kabupaten Karawang yang menangani pasien Covid-19 baik RS swasta maupun RS rujukan. Fitra mengatakan, untuk RS rujukan sudah 100 persen full terisi. Ia mengatakan, ketersediaan bed ditambah namun jumlah pasien terus bertambah. Hal ini membuat pemerintah Kabupaten Karawang semakin menggalakkan dan memperketat protokol kesehatan di masyarakat.

Sejumlah hal sudah dilakukan sebagai bentuk upaya menekan penyebaran Covid19 di Karawang. Namun, sebesar apapun usaha dan upaya Pemerintah Kabupaten Karawang beserta seluruh jajarannya dalam menanggulangi Covid-19, jika tidak dibarengi dengan kepedulian dan peran serta masyarakat Karawang untuk ikut mendukung program pemerintah, sepertinya semuanya akan jadi tidak berarti. “Kami mengimbau masyarakat untuk terus mematuhi protokol kesehatan, patuhi 5M,” ucap Fitra.

Melansir Data Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, sampai 20 Juni Juni 2021 jumlah penderita corona yang terkonfirmasi 22.208 orang, naik 195 orang dari hari sebelumnya. Rinciannya, masih dirawat 889 orang, isolasi mandiri 831 orang, sembuh 19.805 orang, meninggal 683 orang. Menurut Kementerian Kesehatan, ada tiga hal yang menjadi penyebab penyebaran varian ini di Indonesia. Pertama, interaksi sosial yang cukup tinggi. Kedua, pelanggaran protokol kesehatan. Ketiga, hadirnya varian virus baru yakni varian Delta yang penyebarannya sangat cepat.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, dari beberapa kasus Covid-19 yang berasal varian baru virus corona B.1.1.7, ada yang sudah terinfeksi akibat transmisi lokal. “Di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, di Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Sumatera Utara, dan Provinsi Kalimantan Selatan,” ujarnya. Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng Muhammad Faqih mengatakan, varian delta virus corona yang kini sudah menyebar di Indonesia lebih berbahaya bagi masyarakat.

Saat ini, varian mutasi ganda asal India ini justru banyak menular kepada individu berusia muda. “Untuk varian delta, selain lebih cepat menular, juga lebih berbahaya. Mulanya menimbulkan gejala ringan, tapi perburukannya menjadi lebih cepat. Jadi sesak nafas, pegal-pegal, dan sebagainya lalu lebih cepat memburuk,” ujar Daeng. “Varian delta ini justru sekarang banyak menularkan ke yang masih muda-muda.

Lalu langsung datang (ke fasilitas kesehatan) dalam kondisi yang berat,” lanjutnya. Menurut Daeng, kondisi ini bisa jadi disebabkan individu yang berusia muda sering mengesampingkan gejala-gejala penyakit yang bersifat ringan. Padahal, dengan adanya mutasi, varian delta memiliki kecenderungan perburukan lebih cepat. “Sehingga masyarakat usia muda yang datang banyak yang langsung dengan gejala berat. Ini yang kita khawatirkan. Jika demikian kondisinya, potensi kesembuhan makin kecil,” tegas Daeng. (psn/jp)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button