Delapan Bulan Nunggak Biaya Pengobatan
KARAWANG, RAKA – Persoalan biaya masih menjadi masalah klasik bagi masyarakat yang mau berobat ke rumah sakit. Meski saat ini ada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan maupun Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang bisa digunakan untuk mengatasi persoalan itu, namun tidak semua warga Karawang memiliki dua jenis asuransi kesehatan tersebut.
Abdul Ajiz misalnya. Warga Rawagabus RT.001/007, Desa Adiarsa Timur, Kecamatan Karawang Timur, itu sempat dibuat pusing dengan tagihan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Karawang, setelah kakaknya dirawat karena harus menjalani persalinan di rumah sakit plat merah tersebut. Dia pun pontang panting mencari uang untuk membayar tagihan. Maklum, selama ini dia maupun kakaknya bukan peserta BPJS maupun KIS. Setelah upayanya tidak mendapatkan hasil, dia memutuskan menawarkan sertifikat rumah kepada RSUD sebagai jaminan. Namun, hal itupun ditolak rumah sakit dan menyarankannya untuk mengurus jaminan kesehatan dari pemerintah. Tapi karena Ajiz tetap ngotot agar sertifikat rumah dijadikan jaminan, pihak rumah sakit akhirnya menerima tawaran Ajiz. Delapan bulan berjalan, Ajiz akhirnya bisa membayar tagihan. “Saya selama itu terus berupaya cari dana, supaya bisa membayar (pengobatan) ke RSUD,” ucapnya kepada Radar Karawang, Jumat (28/12) kemarin.
Ia melanjutkan, selama delapan bulan mencari uang, pihak rumah sakit tidak banyak melakukan tuntutan. “Setelah ada uang, akhirnya saya bayar dan sertifikat rumah dikembalikan,” ujarnya.
Menurutnya, masyarakat yang mengalami hal serupa, tidak perlu risau. Cukup datangi bagian Hukmas dan Promkes RSUD. Lalu bicarakan masalah yang dihadapi. “Lebih baik dibicarakan di Hukmas dan Promkes RSUD, agar kita bisa diberi pengetahuan apa yang mesti kita tempuh,” bebernya.
Kepala Hukmas dan Promkes RSUD Karawang Ruhimin membenarkan pasien datang tidak membawa uang sepeser pun. Tapi RSUD tetap memberi pelayanan kepada masyarakat. “Kami tetap mendata agar tertib administrasi dan itu merupakan prosedur kami. Dan salah satu contohnya pak Ajiz, kami tidak setega apa yang kerap menjadi rumor di luar. Dan kami tetap menjalankan tugas kami sebagai pelayan masyarakat,” pungkasnya. (yfn)