KARAWANG

Desa Tanjungmekar Punya Ecovillage

CEK TANAMAN : Pegiat Kampumg Ecovillage tengah mengecek tanaman yang dikembangkan.

KARAWANG, RAKA – Potensi lingkungan akan menjadi nilai lebih bagi masyarakat setempat jika dioptimalkan pemanfaatannya dengan baik. Hal inilah yang digerakkan warga RW 02 Kampung Upas Buniaga, Kelurahan Tanjungmekar, Kecamatan Karawang Barat. Sejak 2017 silam, kampumg ini dikenal sebagai kampung ecovillage yang fokus pada pengembangan ekonomi, sosial, dan budaya berbasis pemanfaatan alam.

Salah satu pegiat kampung ecovillage Salam (62) mengatakan, masyarakat merespon baik dan terlibat aktif dalam program ini. Dampaknya sangat terasa mulai dari penghijauan hingga tata lingkungan yang lebih asri.
Menurutnya, program ecovillage memberi dampak positif berkelanjutan baik itu untuk kualitas hidup maupun kesehatan warganya. “Dalam penghijauan ada manfaatnya, kebersihan lingkungan juga pasti berdampak pada kesehatan,” ujarnya yang juga ketua RT 02 di lingkungan tersebut.

Kader ecovillage lainnya Via Delvia (38) mengatakan, manfaat ecovillage bagi ibu rumah tangga seperti dirinya, minimal dapat memenuhi ketahanan pangan rumah tangga. Hal ini mengingat berkebun sayur di pekarangan rumah maupun lahan tanah menjadi salah satu program ecobvillage. “Pokonya itu yang paling utama untuk saya,” ucapnya.

Via mengaku baru kali ini terlibat langsung dalam kegiatan lingkungan. Baginya, banyak manfaat dan pengalaman baru yanh didapat.
Ia juga merasa lebih peduli terhadap lingkungan. Ia berharap kedepan ecovillage di lingkungannya dapat lebih berkembang dan mendapat dukungan dari instansi terkait.

Kader sekaligus penggerak ecovillage di Kampung Upas Buniaga E. Nurjaya Miharja menjelaskan, ecovillage di kampungnga mencakup 3 RT yakni 05, 06, dan 07. Secara geografis lingkungannya potensial karena diapit aliran irigasi dan aliran sungai Citarum. “Bumi ini milik kita bersama, kita harus menjaga dan merawatnya,” ungkapnya.

Potensi ini dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam berbagai tanaman sayuran, salah satunya adalah cabai Thailand yang menjadi produk unggulan kampung ini. Selain punya nilai ekonomis, tanaman sayuran lebih cepat panen.

Nurjaya mengatakan, fokus ecovillage bukan hanya bercocok tanam melainkan juga program ramah lingkungan lainnya. Salah satunya adalah pengolahan sampah rumah tangga yang dimanfaatkan kembali.
Sampah organik dikelola menjadi magot dan pupuk organik cair dengan wadah tong komposer, sedangkan sampah plastik dapat dimanfaatkan sebagai media tanam. “Ya kita bergerak dengan kesadaran masyarakat sendiri, saat ada lingkungan lain yang juga memulai gerakan serupa disitulah kesuksesannya,” pungkasnya. (din)

Related Articles

Back to top button