KARAWANG, RAKA – Perayaan Hari Kesehatan Nasional (HKN) di Karawang menjadikan momentum pemerintah daerah dalam menangani stunting dan TBC untuk 2025 mendatang.
Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang mengadakan puncak Perayaan Hari Kesehatan Nasional (HKN) di Street Carnival pada Sabtu (30/11) sejak pukul 06.00.
Kegiatan dimulai dengan senam pagi. Rangkaian kegiatan telah dimulai sejak Agustus 2024.
Pihaknya pun memberikan hadiah dan penghargaan dengan 10 kategori kepada rumah sakit, klinik, puskesmas, instansi pendidikan, kepala desa yang telah ikut serta dalam perlombaan yang diadakan.
Kepala Dinas Kesehatan Karawang, Endang Suryadi mengatakan masih terdapat tugas untuk menangani permasalahan stunting di Karawang.
Berdasarkan data EPPGBM dan SKI tahun 2023 masih perlu adanya penurunan angka stunting. Target Pemerintah Daerah Karawang untuk stunting di angka zero.
“Kondisi kesehatan di Karawang masih ada beberapa tugas terutama untuk masalah stunting. Capaian EPPGBM 1,8 persen, SKI 17,1 persen tahun 2023, capaian ini harus bisa di bawah 10 persen dan secepatnya untuk dapat zero stunting,” katanya.
Selain stunting, permasalahan lainnya untuk menangani penyakit TBC yang masih dialami oleh masyarakat.
Meski masih terdapat beberapa tugas, namun pemerintah telah memberikan pelayanan Universal Health Coverage (UHC) sejak 1 Desember tahun 2023.
Selama hampir 1 tahun berjalan, kini capaian penggunaan UHC telah sebanyak 99,61 persen. Kemudian untuk masyarakat yang telah mengaktifkan UHC sebesar 76,28 persen.
“Ada lagi tugas untuk penanganan TBC, harus bersama-sama kita berantas. Capaian UHC di Karawang sudah 99,61 persen dan keaktifannya 76,28 persen jadi masuk level Kabupaten yang UHC namun keadaan ini harus tetap dipertahankan supaya jangan turun presentasenya,” tambahnya.
Ia mengaku untuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) kesehatan di Karawang hingga saat ini belum dapat memenuhi target.
Baca Juga : Mobil Dinas Komisioner KPU Kebobolan
Adanya Integrasi Layanan Primer (ILP) diharapkan mampu meningkatkan SPM di Karawang. Melalui program itu, maka pemeriksaan dan pelayanan kesehatan akan diberikan sejak bayi baru lahir hingga masyarakat yang telah berusia lanjut.
“SPM kesehatan kita belum mencapai target, Kemenkes menggulirkan program Integrasi Layanan Primer. Semoga layanan berbasis siklus hidup bisa meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Karawang,” lanjutnya
Sementara itu Bupati Karawang, Aep Syaepuloh menyampaikan pemerintah akan lebih menekankan pelayanan untuk penurunan angka stunting dan penderita TBC.
Kemudian bagi masyarakat yang menderita TBC tidak perlu merasa malu untuk datang ke layanan kesehatan.
“Tentunya tahun 2025 pemerintah akan fokus dengan TBC dan stunting, besar harapan TBC ini dapat diturunkan. Penyakit TBC bisa disembuhkan, masyarakat tidak perlu malu untuk datang memeriksakan kondisi,” ungkapnya.
Tim kesehatan akan mulai mendatangi rumah warga secara satu persatu satu untuk mencari suspek.penderita TBC.
Setelah menemukan pasien, maka akan langsung diberikan perawatan secara intens. Ia menambahkan bagi penderita wajib untuk konsumsi obat selama 2,5 bulan sebelum dilakukan pemeriksaan ulang.
“Kita akan datangi setiap rumah untuk memeriksa dahak masyarakat untuk mengetahui deteksi penyakit TBC. Kalau dahaknya terdeteksi penyakit TBC akan langsung diberikan perawatan. Asal rutin minum obat, selama 2,5 bulan akan diperiksa secara rutin kemudian 6 hari akan diperiksa ulang. Penyakit ini bisa sembuh 5 sampai 6 bulan jika rutin konsumsi obat,” tutupnya. (nad)