Fokus Penanganan Stunting di 4 Desa, 1 Kelurahan
KARAWANG, RAKA – Tahun ini data termutakhir stunting di Karawang sebanyak 1.336 kasus. Jumlah itu tersebar di 22 desa dari 13 kecamatan. Sejak awal tahun ada lima desa yang menjadi lokasi fokus Dinas Kesehatan, untuk mengatasi kasus stunting.
Kepala Dinas Kesehatan Karawang Endang Suryadi mengatakan, lima desa yang menjadi lokasi fokus (lokus) permodelan penanganan stunting tersebut berdasarkan hasil rapat, pertemuan dan analisa data. Dia menyebut penanganan stunting di lima desa itu menggunakan pendekatan pentahelix.
“Rencana lima desa ini dikeroyok semua dengan pendekatan pentahelix, berarti pemerintah, swasta, media, LSM, dan pendidikan,” katanya.
Endang mengaku, lima desa yang dijadikan lokus penanganan stunting ini, bukan berarti mengenyampingkan 17 desa lainnya. Tapi di 17 desa itu akan ditangani oleh puskesmas, karena setiap kecamatan itu memiliki puskesmas. Menurut Endang, strategi penanganan stunting dibagi menjadi dua yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Intervensi spesifik itu bagian dari tugas Dinas Kesehatan seperti pemberian vitamin A, PMT (Pemberian Tambahan Makanan), tablet tambah darah, ANC (anteatal care) dan penimbangan balita. “Kalau kekurangan masalah MCK, rumahnya kumuh itu bagian rutilahu (PUPR), terus misalnya ekonomi keluarganya pas-pasan atau kurang itu bagian Dinsos, Bapeda dan sebagainya. Jadi ada bagian Dinkes dan non Dinkes,” imbuhnya.
Lebih lanjut Endang menyebut, lima desa yang menjadi lokus penanganan stunting yaitu Desa Gintungkerta, Mulyasari, Karyasari, Kutagandok dan Kelurahan Karangpawitan. Endang menyebut jumlah kasus stunting di Karawang mencapai 1.336 kasus. “Kasus stunting terbanyak di lima desa itu, makanya yang terbanyak itu dikejar,” jelasnya.
Sementara itu, Jawa Barat terus berkomitmen menurunkan angka prevalensi stunting atau tengkes, di antaranya dengan meningkatkan pola asuh, pola makan, dan sanitasi. Demikian dikemukakan Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil.
“Jabar mengerahkan 1,4 juta kader PKK untuk mendampingi keluarga. Ada tiga hal yang kita dorong untuk menurunkan angka stunting yaitu pola asuh, pola makan dan sanitasi. Semua program ini ada di PKK yang kadernya sebanyak 1,4 juta orang,” ucapnya.
Menurut Atalia, untuk mengejar target Jabar zero stunting pada 2023, PKK Jabar bersama BKKBN dan bidan desa, juga telah membentuk Tim Pendamping Keluarga. Dengan harapan, tim yang anggotanya mencapi 37 ribu orang ini mampu menjangkau sasaran keluarga lebih dekat. “Tim ini berasal dari kader PKK, kader KB dan bidan desa dengan harapan menjangkau lebih dekat keluarga sasaran,” sebutnya. (mra/jb)