Himpunan Mahasiswa tak Punya Markas
RAPAT DI TAMAN: Sejumlah pengurus Himpunan Mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini Unsika rapat di taman kampus.
KARAWANG, RAKA – Kantor sekretariat bagi sebuah organisasi sangat penting. Selain untuk menyimpan arsip-arsip penting, juga jadi tempat untuk menuangkan ide dan membahas agenda penting.
Bagi aktivis himpunan mahasiswa (hima) di Universitas Singaperbangsa Karawang, kantor sekretariat adalah tempat langka. Karena hingga saat ini mereka harus luntang lantung karena tidak punya kantor sekretariat. Hal tersebut tentunya menghambat kegiatan mahasiswa dan sedikitnya mencoreng citra kampus, sebagai tempat lahirnya agen perubahan dengan adanya mahasiswa yang mampu berorganisasi. Bella Adlia, ketua Hima Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) mengatakan, sejak awal berdirinya Hima PIAUD tidak memiliki ruang sekretariat.
Sepengetahuannya, hal itu juga dialami oleh hima lainnya di fakultas yang sama, yakni Fakultas Agama Islam. “Kalau hima di fakultas lainnya saya tidak tahu,” ungkapnya kepada Radar Karawang, kemarin.
Ia mengaku kelimpungan bila akan mengadakan kumpulan dengan para anggota hima. Selama ini, dia memanfaatkan taman atau ruang kelas, itupun jika kelas dalam keadaan kososng dan tidak terkunci. “Kalau ada ruang sekretariat kita bisa ngeprint di situ, ini mah apa-apa mesti ke fotokopi dulu,” keluhnya.
Ia menceritakan, sudah ada obrolan ringan dengan kepala prodi PIAUD mengenai masalah tersebut. Dari obrolan tersebut, kepala prodi berjanji akan mengusahakan adanya ruang sekretariat bagi Hima PIAUD, setelah rampungnya gedung FAI yang saat ini sedang dibangun. “Kepengennya aku mah sama rata, kan arsip-arsip tuh bukan hanya di BEM, Hima juga kan punya arsip penting. Kalau gak punya sekre kan kececer, ya pengennya adalah meski cuma untuk nyimpan arsip doang,” harapnya.
Hal sama juga dialami Hima Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Ketua mereka Toti Ali Mahdi mengatakan, selama ini arsip-arsip himpunan disimapan di kontrakan sang ketua. Adapaun kegiatan perkumpulan memanfaatkan lapangan kampus. “Sering diusir juga. Misalnya kalau ada yang mau pakai lapang kan kita minggir, kita juga gak mau kena bola,” ceritanya.
Ia membeberkan telah ada audiensi antara seluruh hima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dengan pihak dekanat pada bulan September lalu. Pihak dekanat berjanji mengusahakan ruang sekretariat yang diinginkan mahasiswa, dengan memanfaatkan ruang tidak terpakai di gedung fakultas tersebut. Sedangkan pengajuan kepada pihak rektorat, sepengetahuannya telah dilakukan pada tahun lalu melalui BEM FKIP. “Tapi kalau tanggapan rektorat seperti apa, saya tidak tahu. Sampai sekarang belum ada obrolan lagi,” ceritanya.
Ketua Association of Students of English Education Departement (ASEED) Nafisah juga mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya keberadaan ruang sekretariat hima sangat penting. Selain untuk menyimpan alat-alat dan berkas ruang sekretariat juga digunakan untuk menerima tamu dari universitas lain. Ia membandingkan dengan Universitas lain yang pernah dikunjunginya, memiliki gedung untuk menampung hima di universitas tersebut. “Harapannya ada anggaran dari kampus untuk bangun ruang sekretariat hima, tapi ragu karena kalau dilihat tidak ada lahan,” ungkapnya.
Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Keuangan dan Kepegawaian Safuri Musa yang memiliki wewenang dalam masalah ini, tidak dapat ditemui di kantornya. “Tadi pagi sih ada ngantor, kalau sekarang sudah pulang,” terang Tiyas Mawarni, selaku staf di kantor tersebut. (cr5)