KARAWANG, RAKA – Penampilannya di lapangan hijau selalu menawan. Penyerang lawan kerap dibikin pusing, karena gagal menembus benteng pertahanan Persika Karawang. Dia adalah Muhammad Taufik (23). Pesepak bola asli Karawang yang sudah tujuh tahun berkarir mengolah si kulit bundar itu, mengaku masih optimis karirnya di dunia sepak bola masih bisa bersinar. “Karena sepak bola bagi saya adalah hobi yang bisa menjadi sekaligus pekerjaan (hobi yang dibayar) hehe,” ujarnya kepada Radar Karawang, Minggu (28/10) kemarin.
Warga Cinangoh Barat 1, Gang Merak, RT 04 06, Kelurahan Karawang Wetan, Kecamatan Karawang Timur, itu mengaku memulai karir di lapangan hijau sejak tahun 2011 di Sekolah Sepak Bola Peruri. Bakatnya berkembang, lalu dikenal. Alhasil, dia berhasil masuk tim Karawang di kejuaraan Hari Olahraga Nasional (Haornas) U-15.
Usai mengikuti Haornas, anak dari pasangan Nurdin dan Rukyiah itu dipercaya membela Karawang di Piala Suratin tahun 2012. Tahun berikutnya, bergabung dengan tim Benfica U-17. Dan akhirnya bisa masuk ke tim utama Benfica di tahun yang sama. “Masih banyak kekurangan, saya harus perbaiki lagi untuk saya juga kedepannya,” katanya.
Peluang berlaga di Liga Indonesia semakin terbuka, saat Taufik masuk dalam tim Porda Karawang tahun 2014. Di tahun yang sama pula, mahasiswa Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, itu masuk dalam tim PS Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung sampai tahun 2015. Memasuki tahun 2016, Taufik lulus seleksi menjadi pemain Persika Karawang. Mimpinya bermain di Liga Indonesia akhirnya terwujud, meski masih dalam kasta dua. “Alhamdulillah di Persika saya tiga musim, di Persika senior sampai tahun 2018,” katanya.
Dengan pengalaman yang dimilikinya, Taufik berharap agar Persika Karawang bisa lebih baik lagi. “Kalau di profesional belum ada prestasi, cuma kemarin pas Piala Presiden Persiraja juara dua. Kalau prestasi seringnya di kampus, bangga sih tapi ingin lebih banyak lagi prestasinya,” katanya. (apk)
