Imigrasi Deportasi Delapan WNA

KARAWANG, RAKA – Berdasarkan pendataan statistik status orang asing dengan maksud dan kedatangan, yang dilakukan Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Karawang, sampai bulan September 2019 tercatat sebanyak 629 Warga Negara Asing (WNA) di Karawang, delapan orang diantaranya dideportasi karena melanggar aturan keimigrasian.
Sebagian besar keberadaan WNA di Karawang ialah tenaga kerja. Selama ini, tercatat 304 TKA bidang perindustrian, sembilan TKA bidang pendidikan dan pelatihan, lima TKA bidang konstruksi dan bangunan, tiga TKA bidang transportasi, dua TKA bidang perhotelan dan satu TKA bidang perdagangan. “Sebagian besar tenaga kerja,” kata Kasi Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Karawang Yuningsih, kepada Radar Karawang, Rabu (18/9).
Kantor Imigrasi Karawang, kata Yuningsih, hanya melakukan pendataan berdasarkan pelaporan dan pengurusan izin terbatas (itas) dan izin tetap (itap) bagi WNA. Dari data yang dihimpunnya, tercatat ada 1.417 WNA sampai bulan September 2019. “Itu jumlah pemegang Itas dan Itap. Tinggal di Karawang karena kerja atau penyatuan keluarga,” ujarnya.
Dikatakan Yuningsih, pihaknya juga melakukan pengawasan terhadap WNA, melalui operasi bersama dengan pihak kepolisisan dan tim pora (pengawas orang asing). Pengawasan dilakukan ke berbagai tempat yang diduga terdapat keberadaan orang asing, dengan memeriksa kelengkapan dokumentasi yang harus dimiliki oleh orang asing. Pada bulan Juli sampai September terdapat delapan WNA dari Korea Selatan, Thailand, Norwegia dan Algeria yang telah melakukan pelanggaran izin tinggal sebagimana dimaksud dalam pasal 75 undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tengtang keimigrasian. “Sanksi bisa deportasi atau pembatasan wilayah bagi WNA. Tapi untuk yang delapan orang di deportasi,” pungkasnya. (nce)