HEADLINEKARAWANG

Jalan Dulu, Taman Kemudian

OLAHRAGA: Sejumlah warga Kotabaru berlari di trak jogging Kecamatan Kotabaru, kemarin. Namun, keberadaan ruang publik di kecamatan tersebut kurang maksimal karena fasilitas seadanya.

Warga Karawang Kurang Piknik

KARAWANG, RAKA – Keberadaan ruang publik semisal taman menjadi salah satu indikator kualitas hidup warga di sebuah daerah. Namun, apa jadinya jika keberadaan taman justru menjadi kontraproduktif karena disalahgunakan.

Radar Karawang dalam sepekan terakhir mencari tahu ketertarikan warga Karawang terhadap keberadaan taman. Seratus orang responden dari beragam latar belakang disodorkan kuisioner berisi sepuluh pertanyaan, yang dibagikan secara acak atau random sampling.

Hasilnya, 69 persen responden memperhatikan keberadaan taman di Karawang, 79 persen responden tidak puas dengan taman-taman yang ada saat ini. 69 persen responden merasa taman yang ada belum cukup jumlahnya. 72 persen responden menilai perlu dibuatkan taman-taman baru di sejumlah wilayah. 69 persen responden menganggap taman-taman yang ada saat ini bermanfaat untuk masyarakat. 66 persen responden mengatakan taman yang ada saat ini tidak terpelihara dengan baik. 56 persen responden tidak pernah melakukan kegiatan di taman yang dibangun oleh pemerintah daerah. 68 responden tidak pernah menjaga keberadaan taman agar tetap nyaman. 91 persen responden masih sering melihat jalan rusak di Karawang. 89 persen responden merasa lebih penting memperbaiki jalan dibanding membangun taman. Melihat dari hasil survei tersebut bisa disimpulkan jika mayoritas responden menganggap bahwa keberadaan taman dinilai perlu dan bermanfaat untuk masyarakat, namun fasilitasnya belum terpelihara dengan baik. Jika dibandingkan dengan kebutuhan infrastruktur jalan, masyarakat masih memilih perbaikan jalan dibanding dengan pembangunan taman.

Hidayat (45), warga Kecamatan Kotabaru, mengaku sering dan banyak melihat kondisi jalan di Karawang yang masih rusak. Ia memilih untuk memprioritaskan pembangunan jalan dibanding pembangunan taman. “Masih banyak jalan rusak di Karawang. Menurut saya jalan dulu baru taman,” katanya kepada Radar Karawang, Selasa (29/10).

Hal berbeda dikatakan Kusnadi (28), warga Klari. Menurutnya pembangunan jalan di Karawang sudah hampir selesai. Karena sepanjang jalan yang sering dilalui dalam beraktivitas dalam kondisi yang baik. “Selama ini yang saya lihat jalan sudah bagus. Dari Klari ke Plawad ya sudah bagus,” ucapnya.

Menurutnya, pemerintah daerah perlu lebih memperhatikan taman, khususnya di wilayah perkotaan. Setidaknya Karawang harus memiliki taman yang bisa dijadikan ikon dan tempat bermain masyarakat Karawang di kota ataupun di daerah. “Minimal di kota lah punya taman yang lebih dari taman yang ada saat ini. Taman yang sekarang itu dikembangkan dan dibuat lebih baik lagi,” ujarnya.

Warga Dusun Terangsari RT 08/05, Desa Cibalongsari, Kecamatan Klari, Dede Rizky (17) mengatakan, selama beberapa tahun ke belakang, pihaknya tidak pernah menikmati fasilitas umum yang disediakan oleh pemerintah. “Tiap hari juga di rumah, mau kemana main juga. Di sini mah ngga ada yang asik,” ucapnya.

Ia menambahkan, seharusnya Pemerintah Kecamatan Klari menyediakan fasilitas umum untuk masyarakat salah satunya taman, nantinya akan digunakan aktivitas masyarakat seperti liburan keluarga, olahraga, bahkan kegiatan diskusi umum. “Saya memang berharap kalau Klari itu punya taman bermain anak-anak, sama pendopo juga buat aktivitas diskusi atau acara kepemudaan,” tambahnya.

Ia mengaku, meski taman sering disalahgunakan oleh oknum seperti pacaran, hal itu dapat teratasi dengan membuat pos keamanan. “Sebenarnya jangan takut disalahgunakan, kalau memang mau meminimalisir digunakan untuk pacaran kan bisa menyimpan petugas,” akunya.

Dirinya berharap, pemerintah dapat mendengar keinginan warga dengan dibuatkannya fasilitas umum. Tentunya hal itu akan memberikan dampak positif untuk warga. “Itu juga kalau pemerintah sih, saya kira bukan cuma saya kalau Klari ini punya taman,” paparnya.

Warga Perumahan Kandiwa, Desa Duren, Wati (65) mengungkapkan, meski infrastruktur menjadi salah satu hal yang sangat penting, namun hal itu tidak kemudian pemerintah tidak membuatkan fasilitas taman untuk warga, yang bisa digunakan berbagai macam kegiatan seperti senam pagi, kegiatan rapat dan upacara. “Soalnya saya suka rutin senam, karena Klari belum punya taman jadi kita gunakan lapangan biasa buat senam sih,” pungkasnya.

Di Kecamatan Kotabaru, Pemkab Karawang menggelontorkan anggaran sebesar Rp197 juta untuk membuat taman. Berdasarkan pantauan Radar Karawang, taman tersebut cukup sederhana dan tidak terlalu luas. Namun sampai saat ini tanamannya masih dalam tahap pertumbuhan.

Seorang pekerja yang ditemui saat sedang menyiram tanaman, Samsudin mengatakan, pembangunan taman di kantor Camat Kotabaru menghabiskan anggaran Rp197 juta, yang dananya bersumber dari APBD Kabupaten Karawang tahun 2019.

Proyek tersebut, digarap oleh CV Makmur Abadi. Katanya, pengerjaan taman sudah dilakukan sejak beberapa bulan lalu. “Pengerjaannya selama 60 hari, sesuai dengan waktu dan RAB yang sudah ditentukan,” katanya.

Samsudin menambahkan, saat ini pengerjaannya sudah selasai. Ia lantas menunjuk pinggiran pondopo kecamatan yang sudah ditanam rumput dan tanaman hiasan. Selain itu, ditambah dengan satelit untuk mempermudah menyiram tanaman. “Sebantar lagi juga udah pada tumbuh rumputnya, sekarang sudah mulai perawatan. Menyiram sehari dua sampai tiga kali,” imbuhnya.

Anggota Satpol PP Kecamatan Kotabaru Rahmat Hidayat menambakan, untuk pembangunan taman di samping pendopo Kecamatan Kotabaru, diakuinya sudah dilaksanakan dari beberapa bulan lalu. Menurutnya, pembangunan taman setidaknya bisa memperindah halaman kantor Kecamatan Kotabaru, sehingga enak dipandang dan sejuk. “Tapi, sebelumnya harus ada pemagaran dulu, biar lebih bagus lagi. Supaya tidak sembarangan orang yang masuk. Jadi lebih tertata rapi,” ungkapnya.

Setelah pengerjaan taman selasai, dirinya berharap masyarakat yang berkunjung ke kantor camat ikut serta membantu dan merawat taman. “Minimal jangan buang sampah sembarang dan tangannya jangan jail. Selain itu, saya berharap pedagang jangan masuk halaman kantor Kecamatan Kotabaru. Kalau bisa jualannya di luar, agar kebersihan bisa terjaga,” pungkasnya.

Sementara di Kecamatan Cikampek, Pemerintah Kabupaten Karawang mulai membuat taman di bawah kolong jembatan layang Cikampek. Wahyu, ketua pelaksana lapangan pengerjaan taman mengatakan, proses pengerjaan mulai dilaksanakan 15 Oktober 2019. Rencananya selesai bulan Desember. “Sekarang sedang ada proses pengerjaan taman di sebelah barat bawah fly over Cikampek,” ujar Wahyu.

Ia melanjutkan, proses pengerjaan taman dilakukan oleh Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman (PRKP) Kabupaten Karawang. Anggarannya Rp900 juta. “Kalau udah selesai nanti akan ada panggung, bangku-bangku, lahan parkir dan dikelilingi dengan tanaman,” ungkapnya.

Sutijah (32), warga Desa Cikampek Kota menilai, pembuatan taman di kolong jembatan layang Cikampek tentu sangat bagus, karena tidak terlihat kumuh, melainkan bisa menciptakan keindahan dan kenyamanan masyarakat, untuk dijadikan tempat hiburan atau rekreasi. “Kalau sudah selasai, tentu harus kita rawat. Kepolisian atau Satpol PP harus sering patroli, agar tidak dijadikan tempat mangkal bencong atau PSK,” pungkasnya.

Kepala Bidang Jalan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Karawang Rusman Kusnadi menuturkan. Tahun 2019 terdapat 800 titik pembangunan jalan di Karawang. Adapun anggaran yang dialokasikan oleh Dinas PUPR Rp100 miliar. “Kalau murni dari dinas 100 miliar. Dari pokir dewan sekitar 130 miliar. Semua 800 titik,” kata Rusman saat ditemui di Kantornya.

Diakuinya, saat ini masih ada beberapa titik jalan yang rusak dan tersebar di setiap kecamatan yang ada di Karawang. Untuk tahun 2020 nanti, pihaknya menganggarkan Rp70 miliar untuk pembangunan jalan. “Tahun ini masih ada 30 persen masih rusak. Tahun 2020 dianggarkan Rp70 miliar,” pungkasnya. (nce/mal/acu)

Related Articles

Back to top button