KARAWANG

Jumlah Petani Kurang, Modifikasi Alat Pertanian Jadi Solusi

KARAWANG, RAKA – Minat generasi muda terjun ke dunia pertanian sangat minim, sehingga saat ini jumlah petani terus menurun. Namun, adanya motifikasi alat pertanian bisa meminimalisir kebutuhan petani.
Sub Koordinator Informasi dan Teknologi Dinas Pertanian, Adhari Citra Kusumah menyampaikan, dari jumlah keseluruhan sawah, hanya ada 47.500 orang petani. Jumlah ini telah mengalami penurunan sebanyak dua hingga tiga persen dikarenakan usia lanjut dan terdapat petani yang sudah meninggal dunia. “Kalau jumlah petani kita ada 47.500 orang, tahun sekarang mengalami pengurangan dikarenakan meninggal, usia lanjut. Pengurangan sekitar dua sampai tiga persen dari jumlah keseluruhan,” ujarnya, Selasa (6/6).
Peralatan yang digunakan oleh petani sekarang perlahan telah mengalami perkembangan. Salah satu alat ini berupa mesin transplanter yang berfungsi untuk menanam benih padi dari hasil penyemaian. Alat ini mampu menanam sebanyak 13 ribu benih padi semai. “Sekarang itu sudah mulai ke alat modern seperti halnya transplanter (menanam padi) jadi nanamnya ga pake rombongan tandur tapi hanya cukup satu orang saja. Seperti halnya traktor tapi itu ada ukuran jarak tanam, jadi benih yang sudah di semai di masukkan ke dalam mesin. Satu hektare bisa 13.000 benih bisa ditanam,” ucapnya.
Ia menjelaskan, alat tersebut telah tersebar untuk masing-masing kecamatan. Meski begitu untuk petani yang mempunyai lahan sawah di daerah pesisir melakukan modifikasi ulang untuk alat tersebut karena kondisi sawah di sana memiliki lumpur yang cukup dalam. “Pesisir juga sudah mulai pakai tergantung dari kondisi lahan sawahnya juga, tapi di daerah pesisir karena sawahnya dalam sudah memodifikasi alat itu. Alat ini sudah ada di semua kecamatan,” tambahnya.
Ia menerangkan, penggunaan alat ini dapat menghemat biaya. Selain itu dari sisi tenaga pun lebih cepat, karena hanya membutuhkan satu sampai dua orang. Kemudian untuk sistem penjualan dari petani millenial dilakukan melalui e-commercer. Jumlah petani ini mencapai empat puluh lima orang. “Sisi biaya lebih efektif kemudian tenaga juga efisien cukup satu sampai dua orang. Kami ada penambahan khususnya tanaman pangan dari sisi petani Millenial sekitar empat puluh lima orang. Rata-rata mereka bergerak di e-commerce untuk penjualan. Batasan usia petani millenial maksimal 39 tahun mulai dari 18,”imbuhnya.
Selain di bidang pangan, terdapat pula petani millenial di bidang budidaya. Petani itu telah menggunakan peralatan modern dalam membantu pekerjaan di perkebunan. Alat ini bernama internet opsting. Jumlah petani di bidang itu sebanyak dua puluh tujuh orang. “Budidaya sendiri mengarah ke internet opsting, jadi untuk di lahan darat seperti kebun bisa menggunakan sistem android untuk teknik penyiraman dan pemupukan,” tutupnya. (nad)

Related Articles

Back to top button