KARAWANG

Kampung Tangguh Anggadita Kekurangan Hazmat

Asep Wahyudi

KARAWANG, RAKA – Kampung Tangguh Desa Anggadita kekurangan baju hazmat. Tak jarang, saat ada pasien Covid-19 meninggal terlambat dikuburkan, karena petugas mencari alat pelindung diri (APD) terlebih dahulu.

Kampung Tangguh yang telah dibentuk sejak beberapa bulan hingga saat ini masih berjalan. Tidak terdapat keluhan apapun dari masyarakat terkait adanya program Kampung Tangguh. Masyarakat justru sangat mendukung adanya hal tersebut. “Gak ada keluhan, malah mengucapkan terima kasih karena keluarga di rumah dikasih pasokan makanan,” ujar Asep Wahyudi, kepala Desa Anggadita, Selasa (23/3).

Tanaman yang terdapat di ketahanan pangan saat ini diganti dengan umbi-umbian. Hal ini disebabkan untuk tetap memenuhi kebutuhan dan gizi dari keluarga yang terpapar. Hanya terdapat satu orang yang dirawat di rumah isolasi dari Kampung Tangguh tersebut. Staf desa pun tetap melakukan penyeprotan disinfektan di rumah masyarakat yang terpapar.

Hanya saja, tambah Asep, terdapat hambatan dari adanya Kampung Tangguh. Hal dialami dari segi alat pelindung diri. Petugas pemakaman kekurangan baju hazmat. Hingga saat ini, tidak ada pengiriman baju hazmat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. Kepala desa mencari APD dengan berbagai cara. “Salah satunya yakni meminta bantuan kepada perusahaan yang terdapat di Desa Anggadita,” terangnya.

Upayanya ini, lanjutnya, didukung pihak kecamatan karena untuk kepentingan bersama. Petugas pemakaman sering mengalami keterlambatan pemakaman jenazah pasien Covid-19 akibat kurangnya hazmat. Selain meminta bantuan ke beberapa perusahaan, pihak desa pun meminta bantuan kepada puskesmas untuk baju hazmat. “Pada saat pemakaman saya mengalami hambatan kekurangan baju hazmat,” pungkasnya. (cr6)

Related Articles

Back to top button