Karangligar Tanpa PADes
JELEK : Salah satu ruas jalan di wilayah Desa Karangligar terlihat masih jelek. Pemdes Karangligar, sampai saat ini masih fokus melakukan pembangunan infrastruktur.
Dana Desa Fokus Garap Fisik
TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Eneng Komariah telah 3 periode menjabat sebagai kepala Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat. Kepemimpinannya hanya menyisakan waktu 1 tahun sebelum nantinya akan dilaksanakan pemilihan kepala desa pada 2021 nanti.
Tiga periode jabatan tentunya bukan waktu yang sebentar, apa saja yang telah dilakukannya terutama dalam 1 tahun terakhir. Eneng mengklaim roda pemerintahan desa di bawah kepemimpinannya berjalan lancar, meski belakangan ini musibah banjir kerap menghantui desanya.
Mengenai pembangunan desa, ia tak menampik pada tahun lalu fokus pada pembangunan fisik yang persentasenya lebih besar. “Sama (dengan desa lain), kalau satu kabupaten itu disamakan, pengecoran jalan lingkungan, drainase, turap,” terangnya, saat ditemui di kantornya, Selasa (21/4).
Ia menyampaikan, seluruh anggaran dana desa dialikasikan untuk pembangunan fisik, sedangkan operasional desa dan alokasi anggaran lainnya bersumber dari dana bagi hasil (DBH) dan dana bantuan gubernur (bangub).
Adapun jika ada kekurangan anggaran Pemerintah Desa Karangligar mengandalkan dana aspirasi dari anggota dewan. “Kalau pades (pemasukan asli desa) sudah 5 tahun ini gak masuk, soalnya kasihan masyarakat kan banjir, kadang-kadang (hasil tani) tahun ini bagus, kadang-kadang ngga,” tuturnya.
PADes Karangligar memang hanya mengandalkan dari pertanian masyarakat. Karangligar hanya bisa gigit jari melihat beberapa desa lainnya di Telukjambe Barat yang kerap mendapat bantuan dari dana CSR perusahaan dengan adanya kawasan industri, karena memang tak ada wilayah di Karangligar yang tersentuh kawasan tersebut. “Makanya di Karangligar mah ada yang mau jadi kepala desa saja sudah untung,” ujarnya.
Desa Karangligar pada tahun 2019 mendapat suntikan dana desa dari pemerintah pusat sebesar Rp911.896.00. Sebesar Rp692.020.150 digunakan untuk bidang pembangunan. Sedangkan sisanya Rp220.875.850 digunakan untuk bidang pemberdayaan. Alokasi anggaran tersebut dikatakannya berdasarkan ajuan masyarakat melalui tahapan musayawarah dusun dan musyawarah desa.
Lebih lanjut, ia menegaskan, tidak ada setoran apapun baik ke kecamatan, dinas maupun pemrintah desa dari anggaran desa yang ada. Dia juga meyakinkan bahwa dirinya tidak mengambil keuntungan dari proyek pembangunam desa. “Yang memeriksa itu inspektorat, kelihatan, kita 100% lulus,” jawabnya saat ditanya apakah ada korupsi di pemerintahannya.
Selama 3 periode menjabat sebagai kepala desa, pembebasan lahan berdirinya kantor desa adalah hal yang paling ditonjolkannya. Kantor desa tersebut sebelumnya beridiri di lahan milik pribadi, namun secara bertahap pihak desa membelinya. Baginya sangat penting kantor desa berdiri di atas tanah milik masyarakat agar mereka tak segan berkunjung ke kantor desa. “Saya berharap kepala desa selanjutnya bisa membawa Karangligar lebih maju,” pungkasnya. (din)