KARAWANG

Kasus Stunting Diklaim Turun di Tirtamulya

EVALUASI: Kader Posyandu Kecamatan Tirtamulya mengikuti evaluasi dan orientasi penggunakan KAP oleh Dinas Kesehatan di pemancingan KPK Jaka Tirtamulya, Kamis (10/12).

Komunikasi Antar Pribadi Dievaluasi

KARAWANG, RAKA – Kasus stunting di Kecamatan Tirtamulya tahun ini diklaim menurun. Tahun lalu ditemukan ada 16 kasus, sementara tahun ini hanya ada satu kasus.

Stunting merupakan penyakit berupa tidak sesuainya tinggi badan seseorang berdasarkan usia yang dimiliki. Hal ini dapat dicegah dengan cara mengkonsumsi obat penambah sel darah yang telah dibagikan oleh pihak posyandu. Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran kesehatan diri masing-masing.

Selama program ini berjalan, kasus stunting di Kecamatan Tirtamulya sudah mengalami penurunan di tahun ini. Hanya ada satu kasus stunting di kecamatan tersebut pada tahun ini. Kader telah melakukan penyuluhan kepada masyarakat sebagai salah satu cara dalam mencegah stunting. “Tahun ini mengalami penurunan kasus stunting, misalnya di tahun kemarin ada 16 kasus sekarang cuma ada satu kasus,” kata Imas Fatimah, kader posyandu Desa Parakan, Kamis (10/12).

Untuk memaksimalkan lagi kinerja kader, Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang melakukan monitoring dan evaluasi tentang penggunaan komunikasi antar pribadi (KAP) dalam penyuluhan penyakit stunting. Penggunaan KAP ini dinilai lebih efektif dan efisien dalam menurunkan kasus stunting. “KAP kita pilih sebagai metode penurunan pencegahan kasus stunting di Kabupaten Karawang, yang mana teknik ini terarah dua arah antara penyuluh dan masyarakat dan terdapat langkah-langkah, agar masyarakat paham cara pencegahan stunting,” ujar Dede Ratnaningrum, kepala seksi promo kesehatan.

Kegiatan ini dilakukan dengan dua tim. Pertama dengan kader posyandu dan kedua dengan tim puskesmas. Puskesmas Tirtamulya telah melaksanakan KAP dalam penyuluhan stunting sejak tahun 2019. Hambatan dari kegiatan ini pada tahun kemarin terjadi karena kurangnya waktu yang dimiliki oleh posyandu. Solusi dari permasalahan penerapan sistem ini dapat dilakukan dengan cara menerapkan KAP di kelas ibu hamil. “Tadi saya gali dari bidan desa terdapat masalah dari keterbatasan waktu yang dimiliki oleh pihak posyandu. Pelaksanaan ini harus memiliki waktu yang cukup lama,” ucapnya.

Saat kegiatan berlangsung juga terdapat pelaksanaan simulasi KAP yang dilakukan oleh para kader dari seluruh posyandu di Kecamatan Tirtamulya di penghujung rangkaian kegiatan. Hal ini berupa pemberian materi kepada ibu hamil yang kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Seluruh peserta yang hadir sangat antusias dalam mengikuti rangkaian kegiatan. “Awalnya kegiatan dilakukan dengan penyampaian materi, dan bertanya kepada seluruh kader tentang kegiatan orientasi yang sebelumnya pernah diikuti kemudian ditutup dengan diadakan simulasi oleh mereka,” tutur Cece Ugih Haerudin, penyuluh kesehatan masyarakat.

Pada 27 Oktober 2020 lalu, lanjutnya, pernah diadakan kegiatan pengajaran teknik KAP dalam penyuluhan stunting yang diikuti oleh seluruh kader. Menurutnya, masyarakat lebih menerima materi dengan cara menerapkan KAP. Hal ini membuat masyarakat mendukung penuh cara baru ini dan menginginkan cara ini dilanjutkan. “Mereka antusias dan setuju bahkan mereka mau program ini dilanjutkan,”ucapnya. (cr6)

Related Articles

Back to top button