HEADLINE

Tak Lelah Kampanye Literasi
-Ada di Setiap Ruang Publik

KARAWANG, RAKA – Aksi budaya membaca terus digelorakan aktivis literasi. Keberadaan mereka menjamur di Kabupaten Karawang. Di setiap ruang-ruang publik mereka hadir. Padahal, tidak seperak rupiah pun mereka mendapat keuntungan. Apalagi mengharap bantuan dari pemerintah. Melalui kesadaran, aksi mereka begitu tulus. Maka wajar, aktivitas mereka tetap istiqamah bahkan semakin menguat dan terasa.
Seperti yang dilakukan Komunitas Perpustakaan Bincang. Mereka memfasilitasi buku bacaan untuk pengunjung di kawasan area candi di Batujaya.
Pengelola Perpustakaan Bincang Fakhruzzahid menyebut, lapakan buku ini digalakkan dengan tujuan untuk meningkatkan kembali minat baca masyarakat, terutama untuk anak maupun pemuda di sekitar area museum candi. “Memang tujuannya mengingatkan kembali bahwa membaca itu penting untuk anak-anak muda di Batujaya,” katanya.
Lebih lanjut Zahid yang juga pengurus Forum Taman Baca Masyarakat Karawang mengatakan, kegiatan lapakan buku ini sudah dimulai sejak tahun 2018. Saat itu kegiatannya masuk dalam program kerja mahasiswa asal Batujajya. Karena kampanye literasi itu dianggap penting, akhirnya dia terus menggelar lapakan buku, khususnya di wilayah Batujaya. “Itu yang jadi dasar terbentuknya Perpustakaan Bincang. Meskipun awalnya bernama perpustakaan jalanan Batujaya, karena kami basisnya di Batujaya,” imbuhnya.
Tidak hanya memfasilitasi buku bacaan untuk masyarakat. Komunitas baca itu juga kerap membuat kegiatan bedah buku atau bedah baca, di mana para anggotanya menjelaskan satu buku yang sudah dibacanya. “Kami mengusahakan kegiatan itu berlangsung sebulan sekali,” imbuh Fakhruzzahid.
Pengelola Perpustakaan Bincang lainnya, Devi mengaku kegiatan melapak buku ini biasanya dilakukan setiap Sabtu dan Minggu. Karena para pengelola lainnya memiliki kesibukan masing-masing di waktu itu, akhirnya digelar setiap Jumat. “Jadi mulai akhir tahun lalu, kami melapak setiap Jumat,” imbuhnya.
Pengelola lainnya Fajar mengaku saat ini pengelola Perpustakaan Bincang tengah berupaya untuk memiliki tempat penyimpanan buku di area museum candi. Sehingga nantinya tidak harus kesulitan untuk membawa buku setiap mau melapak di area museum percandian. “Sejauh ini kami kesulitan untuk bawa banyak buku. Kami masih berusaha untuk punya basecamp sendiri,” pungkasnya.
Pegiat literasi lainnya yaitu Perpustakaan Jalanan Karawang yang terbentuk sejak akhir tahun 2016. Sudah menjadi kebiasaan, setiap Rabu mereka melapak buku, memberi kesempatan kepada siapapun yang datang untuk membaca. Barangkali ada sekitar 100 buku yang mereka bawa sore itu, sebagian besar merupakan koleksi pribadi para pegiat, sebagiannya lagi sumbangan dari berbagai donatur. “Kalau dari kita kebanyakan karya sastra seperti puisi, novel, cerita pendek, cuma yang biasa dikasih sama penyumbang dari luar itu ada buku dakwah, buku-buku tips dan trik, terus buku-buku anak juga ada,” ucap salah satu pegiat, Ilham Maulana (22).
Selain rutin melapak buku, beberapa kegiatan literasi lainnya juga kerap mereka lakukan seperti bedah buku, diskusi sastra, dan kelas menulis. Mereka juga sempat membuat buletin sastra yang berisi resensi buku, dan kumpulan karya sastra para pegiat literasi. Sampai saat ini buletin tersebut sudah mencapai edisi ketiga, masing-masing berjudul Awal, Singgah, dan Bagai. “Kemungkinan nanti kita akan pindah melapak di Lapang Karangpawitan, soalnya pertama kali emang di sana, kemarin kan direnovasi dulu,” terangnya. (mra)

Related Articles

Back to top button