KARAWANG

Kuli Dagang Sengsara

METROPOLIS, RAKA – Biaya hidup dari waktu ke waktu semakin besar. Dan cara orang mendapatkan rezeki tentu berbeda-beda. Namun Ajimy dari tahun ke tahun masih saja menjadi pedagang kecil.

Ajimy (41) warga Paracis, Karawang Barat, menuturkan, sudah sebelas tahun berjualan cincau milik orang lain. Padahal dia ingin memiliki usaha sendiri namun terbentur modal. “Saya tidak ingin jadi kuli dagang, tapi harus menafkahi istri dan anak,” ungkapnya kepada Radar Karawang.

Menurutnya jadi kuli dagang bukan pilihan hidup, tapi lebih baik daripada jadi pengangguran. “Saya kerja sama dengan orang,” tuturnya.

Awalnya dia bekerja sebagi kuli dagang es krim selama tujuh tahun, kemudian lanjut kuli dagang cilok selama satu tahun. Dan sekarang kuli dagang es cincau sudah tiga tahun. Ajimy mengaku penghasilan sehari-hari tidak bisa ditentukan. “Kalau lagi ramai banget kebagian Rp100 ribu, tapi kalau sepi cuma dapet Rp25 ribu,” katanya.

Ajimy menyampaikan, penghasilan cincau kadang tidak menutupi biaya ongkos kedua anaknya yang masih sekolah. Karena dalam sehari harus memberi ongkos Rp50 ribu. “Jadi kalau habis zuhur paling ngetem saja di jalan baru,” pungkasnya. (cr4)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button