KARAWANG

Layanan Bedah tak Boleh Kendor

KARAWANG, RAKA – Di kalangan sukarelawan atau anggota tim SAR, ada istilah jika mereka harus siaga 24×7 jam. Artinya, tidak ada waktu rehat bagi mereka jika terjadi bencana.

Hal serupa juga harus menjadi semangat para petugas RSUD Karawang, terutama petugas kesehatan di layanan bedah. Mereka harus siap 24×7 jam. Bukan apa-apa, karena ini menyangkut urusan nyawa seseorang.

Kepala Hukmas dan Promkes RSUD Karawang Ruhimin mengatakan, layanan bedah yang dimiliki RSUD sudah dilengkapi dengan sarana dan peralatan moder, serta didukung sumber daya manusia yang handal. Berbagai jenis pembedahan mulai dari bedah umum hingga subspesialistik seperti bedah anak, bedah saraf, hingga bedah rahang dapat dilakukan di kamar bedah yang nyaman dan selalu dijaga sterilitasnya.

Sedangkan sarana kamar bedah Untuk keamanan dan kenyamanan prosedur pembedahan, kamar bedah didukung berbagai sarana seperti sistim pengatur udara dengan teknologi positive pressure dan laminar flow, area UPS untuk memastikan kesinambungan pasokan listrik, sterility zoning dan pengaturan patient flow untuk menjaga sterilitas. “Kami pun peralatan kamar bedah yang mumpuni,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, peralatan kamar bedah yang dimaksud adalah meja operasi modern yang dapat diadaptasi untuk berbagai jenis pembedahan, lampu operasi dengan teknologi LED yang nyaman, mesin anestesi dilengkapi monitor invasif / non-invasif dan gas analyzer, peralatan laparoskopi untuk berbagai jenis pembedahan, mikroskop operasi untuk pembedahan yang membutuhkan ketelitian tinggi, C-arm untuk keperluan pencitraan x-ray dan fluoroscopy, ligasure yaitu alat pemotong dan koagulasi dengan teknologi radiofrequency, sutter yaitu alat pemotong dan koagulasi dengan teknologi pulsed wave radiofrequency, autosonic adalah alat pemotong dan koagulasi dengan tekonologi ultrasound.

Menurutnya, RSUD Karawang menjadi rumah sakit rujukan. Biasanya, pasien berasal dari berbagai daerah, puskesmas, dan klinik dari berbagai wilayah di Kabupaten Karawang Sebelum ke RSUD, pasien terlebih dulu ditangani di klinik dan puskesmas. Bila puskesmas dan klinik tak sanggup, barulah pasien dirujuk ke RSUD. “Nah harapannya alur itu bisa seperti itu lagi, agar rumah sakit umum daerah yang sudah terakreditasi dan merupakan rumah sakit rekomendasi pendidikan bagi dokter-dokter muda bisa tetap berjalan dengan baik,” harapnya. (yfn/psn)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button