TIDAK LAGI BERSAMA: Cellica Nurrachadiana dan Ahmad Zamakhsyari usai pelantikan lima tahun lalu.
KARAWANG, RAKA – Lima tahun sudah kepemimpinan Cellica Nurrachadiana dan Ahmad Zamakhsyari menjalankan tugasnya sebagai Bupati dan Wakil Bupati Karawang. Hal itu ditandai dengan diserah terimakan fungsi dan tugas bupati ke Plh Bupati Karawang Acep Jamhuri.
Dalam perjalanan mengemban amanah sebagai bupati dan wakil bupati 2016-2021, hubungan antara orang nomor satu dan kedua di Karawang itu dianggap tidak harmonis. Sebagaimana Ketua Umum Nahdlatul Ulama Karawang Ahmad Ruhyat Hasby mengatakan, secara umum hubungan bupati dan wakil bupati tidak harmonis, dan banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. “Yang jelas kita sebagai bagian dari masyarakat menyanyangkan itu terjadi dan itu berharap tidak terulang lagi kepada periode yang akan datang siapa pun dia,” jelasnya, kepada Radar Karawang, Rabu (17/2).
Menurut Kang Uyan sapaan akrabnya, dengan keharmonisan antara bupati dan wakil bupati itu akan mendorong kebersamaan dalam menjalankan kinerja mereka. Jadi untuk Cellica dan Jimmy ini terkesan masing-masing dalam membangun Karawang. “Karena ketidak kompakan duo ini akhirnya berdampak kepada kinerja punggawanya di bawah, begitu kalau saya melihat,” kata Uyan.
Lebih lanjut kata dia, secara umum ketidak harmonisan antara bupati dan wakil bupati menghambat kemajuan capaian atau program yang mereka sudah buat pada sebelum menjadi bupati dan wakil bupati dulu. “Karena ketidak harmonisan itu berdampak ke sektor keagamaan, ke sektor sosial masyarakat juga berdampak sama,” ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Karawang Ajang Sopandi mengatakan kepemimpinan Cellica-Jimmy dianggap baik, tapi masih banyak Pekerjaan Rumah (PR) yang belum diselesaikan seperti banjir musiman, kekeringan dan rob. Kemudian pihaknya juga melihat tidak ada keharmonisan antara bupati dan wakil bupati tersebut sehingga tidak ada kerjasama untuk membangun Karawang.
Untuk bupati dan wakil bupati selanjutnya, Ajang meminta agar tidak sungkan untuk turun langsung ke masyarakat, karena dibidang kesehatan masih kacau balau seperti mengenai BPJS, dan masih banyak masyarakat yang terdampar di UGD dengan alasan minimnya ruangan. “Tolonglah dipantau di RSUD Karawang, kalau memang itu selalu penuh, tolonglah nanti kedepan dianggarkan untuk penambahan kamar,” pungkasnya. (mra)