KARAWANG

Mahasiswa Unsika Kembangkan Aplikasi Penilaian Digital

WEBINAR: Mahasiswa Unsika mengikuti webinar pelaksanaan KKN di Kelurahan Karawang Kulon, Kecamatan Karawang Barat, kemarin.

KARAWANG, RAKA – Database hasil penilaian siswa menjadi masalah tersendiri dalam pelaksanaan belajar di rumah selama pandemi. Seperti yang didapati para mahasiswa KKN Unsika di PAUD Plamboyan 3, Kelurahan Karawang Kulon, Kecamatan Karawang Barat. Sebab itulah para mahasiswa ini membuat aplikasi yang bertujuan untuk memudahkan guru dalam menyimpan hasil penilaian.

Salah satu mahasiswa, Andri Dwi Noviandi mengatakan, aplikasi tersebut dibuat untuk perangkat berbasis android. Aplokasi yang diberi nama AAPS (Aplikasi Asesmen Perkembangan Siswa) memudahkan guru membuat penilaian rapor dan penilaian sentra siswa PAUD dengan berbasis digital. “Seperti aplikasi di playstore begitu, hanya saja belum masuk ke playstore apk, masih berbentuk file apk,” ujar mahasiswa semester 7 jurusan Teknkk Informatika ini.

Meski aplikasi ini masih berbentuk beta dan masih dalam tahap pengembangan, dia merasa cukup senang dapat terlibat dalam pembuatan aplikasi ini dan tetap semangat walau belum bisa banyak berkontribusi. Ia berharap dapat mengembangkan lagi aplikasi ini bersama teman-temannya, atau juga ada pihak lain yang bisa turut membantu. “Saya juga berharap AAPS ini bisa digunakan pihak PAUD dengan lancar dan aman,” harapnya.

Dosen pebimbing lapangan, Feronica Eka Putri, S.T., M.Pd menyampaikan, kepala PAUD Plamboyan mengeluhkan selama ini tidak bisa memantau sepenuhnya proses penerapan pembelajaran di rumah. Kesulitan komunikasi antara guru dan orangtua siswa menjadi salah satu problem yang menyebabkan banyak hasil penilaian siswa yang tidak terpantau dengan baik. Orangtua pun merasa kerepotan dalam melaporkan hasil perkembangan siswa.

Fero sapaan akrabnya mengatakan, para guru PAUD berharap ada aplikasi yang bisa dengan mudah digunakan dan menjadi sarana komunikasi antara guru dan orangtua siswa, dalam melaporkan hasil pembelajaran siswa di rumah. Sebaliknya orangtua siswa pun dengan mudah dapat melaporkan hasil perkembangan anaknya di rumah, sehingga tidak ada siswa yang tertinggal dalam pembelajaran. “Idealnya pembelajaran secara online juga sudah dilengkapi dengan perangkat penilaian yang bersifat online,” terangnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, dalam era revolusi industry 4.0 ini juga diharapkan adanya perangkat pendukung yang dapat diakses dengan mudah. Hal ini juga tentunya mendukung gerakan green campaign yang menyerukan paperless dalam pelaporan penilaian siswa. Dengan demikian diharapkan komunikasi orangtua dan guru tentang penilaian siswa dapat berjalan dengan optimal.

AAPS karya mahasiswanya mencoba mengatasi permasalahan tersebut. Aplikasi ini dapat diakses oleh guru dan orangtua dimanapun berada, guru dengan mudah dapat menginput hasil penilaian dan dapat dilihat oleh orangtua. Aplikasi ini menggunakan hosting tidak berbayar sehingga sifatnya terbatas sesuai dengan kuota gratis yang tersedia, dan dapat dikembangkan lagi kedepannya.

Masih dikatakan Feri, sosialisasi penggunaan AAPS telah dilaksanakan pada tanggal 19 November 2020 secara daring bersama guru-guru PAUD Plamboyan 3 Karawang. Para guru PAUD rupanya menyambut dengan sangat antusias adanya aplikasi ini. Ia berharap kedepannya aplikasi ini dapat dikembangkan dan dilengkapi kontennya, sehingga dapat digunakan dengan skala yang lebih besar.

Sosialisasi ini juga memberikan pemahaman baru bagi guru-guru PAUD bahwa di era industri 4.0 ini sangat diperlukan perangkat pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga bisa lebih praktis. “Bagi mahasiswa sendiri kegiatan ini membuka wawasan bahwa pelaksanaan asesmen perkembangan anak di PAUD tidak boleh dianggap remeh, karena perkembangan anak bersifat maju yang harus dipantau secara kontinyu,” pungkasnya. (din)

Related Articles

Back to top button