Sekolah dan Toko Diduga Kerjasama
KARAWANG, RAKA – Di awal tahun ajaran baru, beban orang tua siswa baru semakin bertambah, salah satunya harus membeli buku Lembar Kerja Siswa (LKS). Satu paket buku untuk sekolah dasar (SD) sebesar Rp128 ribu.
Bahkan, disinyalir adanya kerjasama antara pihak sekolah dengan salah satu atau beberapa toko buku yang ada di Karawang. Pantauan Radar Karawang, Rabu (22/7) di salah satu toko buku yang beralamat di Perumahan Karang Indah, terlihat para orangtua yang tengah membeli LKS untuk keperluan anaknya. Mereka mengaku, membeli buku di toko tersebut berdasarkan arahan dari pihak sekolah. “Udah kerjasama sama sekolah kayanya. Soalnya saya juga belinya diarahkan ke toko ini,” kata salah orang tua siswa yang meminta namanya tidak disebutkan.
Ia mengatakan, anaknya sekolah di SDN Karawang Wetan III. Ia telah membeli LKS sebanyak 8 buku dengan harga Rp128 ribu. “Sepaket pokoknya Rp128 ribu sebanyak 8 buku,” kata dia usai membeli buku.
Orang tua lain, yang juga tidak menyebutkan namanya mengatakan, anaknya yang sekolah di SDN Nagasari VI diarahkan untuk membeli buku di toko lain. Namun karena harga buku di tempat itu lebih mahal, maka ia memutuskan untuk membeli buku di toko yang berlokasi di Perumahan Karang Indah. “Kalau saya sebenarnya harus di toko Ampera. Tapi harganya lebih murah di sini, makanya beli di sini aja,” katanya.
Susi, dari pihak toko buku mengatakan, pihaknya tidak bekerjasama dengan sekolah manapun untuk menjual LKS. Ia hanya melayani semua pembeli yang datang ke tokonya. “Kita gak ada kerja sama. Pokoknya yang datang mau beli buku ya kita kasih,” ujarnya.
Saat didatangi ke sekolahnya, Kepala SDN Karawang Wetan III Karsum, membantah adanya kerjasama antara pihak sekolah dengan salah satu toko buku. Direkomkannya Toko Fadil kepada para orangtua untuk membeli, karena lokasinya yang tidak jauh dari sekolah. “Gak ada kerjasama sama sekolah. Itu mah karena dekat aja makanya ke toko itu,” akunya.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa LKS menjadi kebutuhan bagi para siswa dan keinginan dari orangtua agar lebih membantu dalam proses belajar. “Tidak diharuskan oleh sekolah. Itu dari orang tua sendiri. Karena sekarang orang tua sudah lebih memperhatikan untuk pendidikan. Kalau ada yang belum punya nanti sekolah fotokopi. Tapi kami belum mendata berapa orang yang belum punya,” tuturnya. (nce)