Karawang

Melukis dengan Cahaya

CEKREK: Seorang model sedang difoto oleh para pecinta fotografi di Hotel Akhsaya Karawang, kemarin. Para fotografer tersebut diberi ilmu dan pengalaman oleh maestro fotografi Indonesia, Darwis Triadi.

Bincang Fotografi Bareng Darwis Triadi

KARAWANG, RAKA – Minggu (19/7) pagi, bincang-bincang dengan maestro fotografi Indonesia Darwis Triadi digelar di Hotel Akhsaya Karawang. Dalam kesempatan itu, ia berbagi pengalaman dan ilmunya kepada para fotografer muda Karawang. “Kita harus terbiasa melihat cahaya,” demikian salah satu kata kunci yang disampaikan sang maestro saat berbagi wawasannya.

Kepada Radar Karawang, Darwis menyampaikan pagi kemarin adalah pertama kalinya ia kembali berbagi ilmu secara tatap muka di masa adaptasi kebiasaan baru ini. Sebelumnya, kegiatan yang rutin dia lakukan hanya dilakukan secara virtual karena pandemi corona. “Ini luar biasa di Karawang bisa tatap muka lagi secara langsung,” ujarnya.

Pria yang tetap aktif menggeluti fotografi di usianga yang menginjak 65 tahun ini mengatakan, apa yang dibagikannya tak lepas dari esensi fotografi. Menurutnya fotografi adalah cahaya dimana arti fotografi itu sendiri adalah melukis dengan cahaya. Sayangnya esensi inilah yang kerap dilupakan para fotografer. “Buat saya masalah teknis itu selama dijalankan dengan rutin pasti bisa, tapi yang hampir tidak pernah dilakukan orang yang menjalani fotografi adalah masuk ke dalam spirit,” paparnya.

Mengenai spirit ini, Darwis mengibaratkan dalam mempelajari agama tentunya mesti mengenal Tuhan. Begitupun saat mendalami fotografi mesti memahami cahaya. Bagusnya suatu karya fotografi bukan semata karena kamera yang digunakan untuk memotret sebuah objek. Bahkan bagi Darwis, cahaya selalu selaras dengan kehidupan.

Ia menambahkan, banyak aspek kehidupan yang dapat dipelajari dalam fotografi. Sudah saatnya fotografer berpikir bahwa karyanya mesti memberi dampak baik dan manfaat bagi orang lain. Namun sayangnya pada era yang serba teknologi seperti saat ini, tidak sedikit orang yang menyalahgunakannya untuk hal negatif. “Padahal fotografi itu kalau diaplikasikan dalam kegiatan yang positif untuk kehidupan manusia bagus sekali, karena fotografi sejatinya itu sesuatu yang tidak bisa direkayasa,” terangnya.

Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, karya fotografi menjadi media untuk menyimpan sesuatu yang bermakna dalam kehidupan. Ia berpesan kepada para fotografer muda Karawang, apapun karya yang dihasilkan mesti ada komintmen dan konsistensi. Di samping itu juga jangan mengabaikan ruh apa yang ingin dicapai, sehingga nantinya mereka mempunyai ciri khas karyanya tersendiri. “Suksesnya Om Darwis adalah ketika mampu melahirkan Darwis-Darwis lainnya,” ujarnya.

Sementara itu, Owner eL Studio Photography Eka Pangulimara menyampaikan bahwa tema “Pemahaman Fotografi di Era Digital” dalam kegiatan yang ia selenggarakan merupakan saran dari sang maestro. Eka mengatakan, kegiatan tersebut juga berangkat dari keinginannya untuk menghidupkan kembali ekosistem fotografi seiring adaptasi kebiasaan baru. “Di tengah covid-19 ini kita jangan diam saja, kita bisa jalan kok adaptasi kebiasaan baru dengan kultur sekarang yang bisa kita terapkan,” jelasnya.

Kegiatan kemarin juga tak lepas dari peran para make up artist, model, dan wardrobe. Adapun para peserta merupakan para pegiat foto baik komunitas maupun yang berkecimpung di studio foto. Eka berharap pasca acara ini semuanya dapat kembali beraktualisasi. “Event ini merupakan bentuk ikhtiar eL Studio Photography, dengan bisa mengangkat wisata, kultur, budaya, inilah yang saya harap bisa berkontribusi untuk Karawang,” pungkasnya. (din)

Related Articles

Back to top button