KARAWANG

Mengabdi untuk Warga Desa

PENGABDI DESA: Sejumlah mahasiswa Unsika yang mengikuti Program Holistik Pengembangan dan Pemberdayaan Desa tampak semangat di Desa Jatilaksana, Kecamatan Pangkalan.

Mahasiswa Unsika Jalani Program PHP2D

KARAWANG, RAKA – Pengabdian menjadi salah satu identitas mahasiswa di samping menempuh pendidikan dan melakukan penelitian. Sejumlah mahasiswa Unsika beruntung mendapat kesempatan untuk mengabdi melalui program Program Holistik Pengembangan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D).

Ketua tim, Dewinta Novilisia Trisnawati (19) menuturkan, PHP2D merupakan program Kemendikbud untuk meningkatkan kepedulian mahasiswa kepada masyarakat khususnya di pedesaan. Menurutnya program ini tak jauh beda dengan program kreativitas mahasiswa (PKM) yang sistemnya mirip seperti kuliah kerja nyata (KKN). “Tapi jangka waktunya lumayan lama, 3 bulan,” tuturnya.

Mahasiswa semester 5 jurusan Manajamen Pendidikan Islam ini sejak Rabu (26/8) lalu mengabdi di Desa Jatilaksana, Kecamatan Pangkalan, bersama 11 temannya. Tim yang dipimpin Dewinta merupakan perwakilan BEM Unsika. Ia mengaku motivasinya mengikuti PHP2D sebab dia sebagai anggota BEM Unsika juga telah aktif terlibat dalam sekolah perjuangan, dimana salah satu kegiatannya adalah mengikuti PHP2D. Dengan begitu pengabdian ini juga menjadi salah satu program kerja Departemen Sosial Masyarakat dan Lingkungan BEM Unsika.

Gadis yang akrab disapa Tata ini mengatakan, salah satu bentuk kepedulian mahasiswa adalah menerapkan ilmu yang didapat di masyarakat. Tugas mereka adalah membuka pola pikir masyarakat. Rencananya mereka akan membuat program rumah belajar sebagai tempat kreativitas masyarakat. Kerajinan hasil kreativitas tersebut diharapkan dapat juga dipasarkan, sehingga masyarakat juga sekaligus bisa berwirauaha.

Salah satu anggota, Obed Timothy Hutajulu (18) bercerita, motivasinya adalah kesadaran bahwa salah satu tri dharma perguruan tinggi adalah pengabdian. Selain itu ia juga bisa menambah relasi dan yakin bisa memberi dampak positif bagi desa. “Dalam bidang ekonomi misalnya, disitu kita melakukan pemberdayaan melalui berbagai kerajinan yang ada di daerah lokal, lalu kita memasarkannya melalui daring,” ucapnya.

Belum genap satu minggu, Obed mengabdi untuk Desa Jatilaksana, kesan pertamanya ialah desa tersebut memang membutuhkan dorongan dari mahasiswa. Agenda terdekat mereka adalah membentuk tim yakni bidang kreatifitas dan bidang kewirausahaan. Ia berharap kehadirannya dan teman-temannya dapat memberi dampak baik bagi masyarakat Desa Jatilaksana. “Berikanlah saya sepuluh pemuda, maka akan kugoncang dunia, pemuda itu menjadi acuan untuk kedepannya,” ujar mahasiswa semester 3 Ilmu Pemerintahan ini sambil mengutip pepatah dari Bung Karno.

Sementara itu, mahasiswa semester 5 jurusan Akuntansi, Catrisia Caterindah (20) mengatakan, mahasiswa memang semestinya aktif dan peduli terhadap lingkungan sekitar, itulah yang menjadi motivasinya mengikuti PHP2D. Terlebih dalam situasi pandemi seperti ini masyarakat butuh motivasi untuk tetap mandiri dan berkembang dalam hal perekonomian. Menurutnya pandemi tidak menjadi halangan bagi masyarakat untuk bergerak mengikuti perkembangan zaman.

Ia juga menanamkan betul bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Sebagai bagian dari masyarakat ia berperan penting terhadap lingkungan sekitar dan semaksimal mungkin harus bisa mengamalkan ilmu dan pengalamannya untuk orang lain. “Karena tujuan mahasiswa itu bukan hanya gelar atau status, tapi berguna atau tidaknya untuk masyarakat,” ujarnya.

Ia melihat Desa Jatilaksana memiliki potensi sumber daaya alam yang bisa menjadi nilai ekonomi. Ini menjadi tantangan tersendiri baginya agar bagaimana caranya mendorong masyarakat untuk memanfaatkan, dan mengoptimalkan potensi sumber daya alam tersebut. Dengan kekompakan tim dan berbagai disiplin ilmu setiap anggota, ia yakin setidaknya bisa memberi manfaat bagi masyarakat. “Kita saling membantu, bareng-bareng kerjanya, gak capek sendiri,” pungkasnya. (din)

Related Articles

Back to top button