Mengenal Perguruan Silat Kilat Mas
KOMPAK : Atlet Perguruan Silat Kilat Mas menunjukan jurusnya.
KARAWANG, RAKA – Meski hari menjelang malam, Kamis sore kemarin sejumlah anak-anak tetap bersemangat berlatih pencak silat di sebuah padepokan di Jalan Sukabumi, Kelurahan Karangpawitan, Kecamatan Karawang Barat. Mereka adalah para pesilat cilik yang tergabung dalam Peruguruan Kilat Mas.
Pelatih Kilat Mas sore itu, Delia Noviana menuturkan, Kilat Mas merupakan perguruan silat asli Karawang yang terbentuk pada tahun 1958 silam. Berawal di Kecamatan Jatisari, saat itu para tokoh silat setempat bersama-sama membentuk suatu perguruan, sebab itulah sampai saat ini nama yang digunakan merupakan kepanjangan dari kesatuan ilmu silat masyarakat. “Pusatnya di Jatisari, tapi sekarang sudah banyak cabangnya di Karawang, seperti disni, di Cengkong, Tegalwaru, banyak deh,” tuturnya.
Dikatakan Delia, anak-anak yang berlatih silat di Perguruan Kilat Mas mulai dari usia kelas 3 sekolah dasar samapi usia sekolah menegah atas. Adapaun di Cabang Karangpawitan sendiri latihan rutin diadakan 3 kali setiap pekannya, yakni hari Senin, Kamis, dan Jumat. “Kita biasa latihan mulai jam 4 sore, menyesuaikan dengan waktu pulang sekolah anak-anak,” terangnya.
Pelatih lainnya Inggit Sri Garnasih menyampaikan, Perguruan Kilat Mas tak jauh berbeda dengan perguruan silat lainnya, yang membedekan hanyalah salam perguruannya. Meski demikian, setiap perguruan silat tentunya punya teknik andalan, adapaun teknik andalan Kilat Mas adalah tendangan T. “Soalnya kebanyakan atlit kita kalau main itu pakainya tendangan T,” ujarnya.
Perguruan silat asli Karawang yang telah berdiri lebih dari setengah abad ini tentunya sudah memiliki banyak prestasi. Sebut saja Kania Dewi sebagai salah satu contoh atlet pencak silat jebolan Kilat Mas yang berprestasi di kancah nasional. Ia merupakan kontingen Karawang dalam helatan Porda Jabar 2018 lalu yang meraih podium pencak silat kelas B putri.
Adapun di helatan silat usia sekolah, terdekat misalnya mereka berhasil meraih juara umum II tingkat SD dan juara umum I tingkat SMP se-Jawa Barat dalam Unsika Cup Juli 2019 lalu.
Inggit mengatakan, pencak silat untuk anak-anak sebetulnya tak lepas dari bermain, adapun prestasi yang idrahi hanyalah bonus. Manfaat lainnya tentu ini merupakan wadah menyalurkan bakat dan memanfaatkan waktu luang ketimbang hanya bermain. Yang utama tentunya pencak silat ini juga mengolah tubuh mereka untuk lebih bugar. “Kita juga harus membentuk karakter anak, contohnya disiplin, kesopanan, kepatuhan, kerja keras dan saling menghargai,” pungkasnya. (cr5)