KARAWANG

Milenial Kurang Minati Pertanian

TANAM JAGUNG : Mahasiswa Unsika melakukan pengukuran luas lahan yang akan ditanami palawija. Mereka menilai minat kaum milenial terhadap pertanian masih rendah.

KARAWANG, RAKA – Kabupaten Karawang sejak lama dikenal sebagai lumbung padi, sebab area pertaniannya yang luas. Namun seiring perkembangan zaman, area pertanian kian berkurang dengan tumbuhnya area industri dan perumahan. Namun hal lain yang tak kalah penting disoroti adalah keterlibatan generasi muda dalam pertanian.

Mahasiswa Agrotteknologi Universitas Singaperbangsa Karawang Wangga Gunadi (22) menilai, saat ini memang tidak banyak generasi muda yang mau terjun langsung ke lahan pertanian. Padahal petani itu sendiri memiliki makna folosofi yang dalam bagi negara. Dikatakannya, petani merupakan singkatan dari penyangga tatanan negara Indonesia, sebagaimana dikutipnya dari pernyatan Soekarno.

Wangga juga melihat potensi paling besar di Indonesia menurutnya adalah sumber daya alam, termasuk di dalamnya pertanian dan perikanan. Sebagai generasi muda mestinya mampu memanfaatkan potensi tersebut dengan baik. “Kita sebagai anak muda, kalau bukan kita lagi yang melanjutkan mau kemana arah pertanian bangsa kita, kalai kita ogah-ogahan buat mengembangkannya gimana kita mau maju,” pesannya.

Sementara itu, mahasiswa Agribisnis Unsika Dinda Sahara (22) mengatakan, permasalahan pertanian itu sangat kompleks. Mulai dari permodalan, penggarapan, sampai permasalahan. Generasi muda khususnya mahasiswa bisa jadi memang belum dapat berbuat banyak. Soal padi yang dihargai murah misalnya, tidak bisa tiba-tiba ingin menaikan harga, karena memang belum ada regulasi yang mengaturnya. “Petani juga biasanya terkendala modal, mahasiswa kan gak bisa juga kalau harus kasih modal,” ucapnya.

Meski demikian, bukan berarti tidak ada hal yang bisa dilakukan generasi muda untuk berkontribusi bagi pertanian. Ia menekankan agar generasi muda bisa berkontribusi sesuai dengan kapasitasnya. Mahasiswa misalnya, dengan ilmunya dapat memberi penyuluhan bagi kepada para pertani dan berbagi gagasan. Ia sendiri sebagai mahasiswa agribisnis saat ini terlibat dalam pemanfaatkan teknologi untuk pemasaran hasil panen para petani. “Muai dari hal sederhana, termasuk mengahargai para petani misalkan jangan buang makanan, karena yang kamu makan itu hasil jerih payah petani,” pesannya. (psn)

Related Articles

Back to top button