Minim Fasilitas, BLK Disnaker Kesulitan Latih Disabilitas
Adi Kusumah
KARAWANG, RAKA – Balai Latihan Kerja Dinas Ketenagakerjaan belum memiliki fasilitas yang memadai untuk melatih kemampuan kerja penyandang disabilitas. Sehingga, pelatihan bagi penyandang disabilitas tidak maksimal.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubag TU) Balai Latihan Kerja (BLK) Adi Kusumah menuturkan, jika pelatihan bagi disabilitas disediakan. Namun tidak semua penyandang disabilitas diberikan pelatihan. Pelatihan diberikan berdasarkan kejuruan seperti elektro dan menjahit. “Tidak semua kejuruan bisa melakukan pelatihan, tergantung jenis dan kebutuhan penyandang disabilitas, contoh tunadaksa yang tidak memiliki tangan namun masih dapat mengikuti pelatihan menjahit,” ujarnya, baru-baru ini.
Menurutnya, saat ini ada tempat kerja yang menerima penyandang disabilitas. Salah satu perusahaan yakni PT. Changsin. Perusahaan tersebut memiliki karyawan disabilitas cukup banyak hingga menerima penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Karawang. “Ada beberapa perusahaan yang memanh menerima penyandang disabilitas, contoh saja Changsin,” tambahnya.
Di Kabupaten Karawang hanya empat penyandang disabilitas yang telah mengikuti pelatihan kemampuan kerja. Hal ini terbukti adanya peserta disabilitas yang mengikuti kelas menjahit di garmen.
Hanya saja, ada kendala bagi pelatihan ini, salah satunya kurang fasilitas untuk pelatihan. Ia mengungkapkan, bahwa tidak adanya penerjemah bahasa isyarat yang mengajar saat pelatihan. Hal tersebut berdampak pada tidak ada pelatihan bagi penyandang disabilitas tunarungu. Selain tidak ada penerjemah, di BLK pun tidak ada tenaga pengajar yang mengerti dan memahami huruf braile bagi tunanetra. “Di sini belum ada penerjemah bahasa isyarat dan guru pengajar huruf braile. Belum ada anggaran juga buat menambah pengajar,” pungkasnya. (nad)