HEADLINEKARAWANG

Omzet Pedagang Pasar Anjlok 50 Persen

KARAWANG, RAKA – Gempuran virus corona hingga saat ini menjadi tamparan bagi para pedagang di pasar-pasar tradisional. Omzet mereka anjlok, meski harga relatif stabil.

Uben (35), pedagang daging ayam di Pasar Baru Karawang mengaku, sejak ramainya virus corona sekitar 70 persen langganannya tak lagi membeli daging ayam, mulai dari pedagang mie ayam sampai pengusaha katering. “Sekarang paling yang beli cuma pengunjung pasar selewat aja, kalau yang langganan sehari-hari udah jarang,” jelasnya kepada Radar Karawang.

Virus corona, lanjutnya, tak hanya berdampak pada perusahaan besar, tapi berdampak pula pada pedagang pasar yang ada di Pasar Baru. Apalagi saat Karawang memberlakukan PSBB. “Walaupun jalan di depan sudah dibuka, tapi tetap saja masih sepi pengunjung. Tidak seperti biasanya,” katanya.
Menurut Uben, dalam sehari hanya bisa menjual kurang dari 100 ekor ayam. Tapi sebelum ada corona bisa terjual 200 sampai 300 ekor. “Makanya selama ini ada penurunan drastis penghasilan dari jualan daging,” kata dia.

Hal serupa dikatakan Aris (23), karyawan toko sembako di Pasar Baru Karawang, selama PSBB ini terjadi penurunan omzet penjualan, karena ada penurunan jumlah pembeli. “Misalnya biasanya yang beli terigu 10 kilogram, sekarang jadi 5 kilogram,” pungkasnya.

Endah (53) pedagang beras di Pasar Cikampek mengatakan, harga beras sebelum dan saat pandemi ini tidak terjadi perubahan alias stabil, hanya saja mengalami penurunan omzet. “Kalau harga normal, cuma pembelinya sepi. Ada kali sampai 50 persen lebih mah turunnya, soalnya sepi banget,” jelasnya.

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Tradisional Bersatu (IPPTU) Pasar Cikampek Satu Billi Wahyu Permana mengaku, omzet para pedagang di Pasar Cikampek satu tidak ada penurunan. Meski pada saat awal pandemi covid sempat berkurang, namun kondisi tersebut tidak berdampak terhadap penghasilan para pedagang. “Kalau di Pasar Cikampek 1 tidak ada pengaruh,” katanya.

Ia melanjutkan, selama corona mewabah, jumlah pengunjung di Pasar Cikampek tetap banyak. Bahkan saat menjelang Ramadan lalu, masyarakat sangat membludak berbelanja untuk kebutuhan Ramadan. Hal itu yang membuatnya yakin jika penghasilan para pedagang tidak mengalami penurunan. “Omzet masih standar. Bahkan selama Ramadan sempat membludak,” ujarnya.

Billi juga menuturkan, kondisi pasar sempat sepi saat ada salah satu pedagang yang dinyatakan reaktif berdasarkan rapid tes. Namun tidak lama, pengunjung kembali normal seperti biasa. “Karena memang ternyata tidak positif. Yang reaktif itu memang sedang sakit dan setelah itu dia pulang,” tuturnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Karawang Ahmad Suroto mengatakan, secara keseluruhan baik pedagang kios atau los dan PKL yang berjualan di pasar Karawang mengalami penurunan omzet sekitar 30 sampai 50 persen. Hal itu terjadi karena sempat adanya pembatasan jam operasional terhadap para pedagang pasar. “Penurunan antara 30 sampai 50 persen,” katanya. (nce/mra)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button