BETAH DI WARNET: Sejumlah anak sedang asyik bermain game di warnet.
KARAWANG, RAKA – Sejak corona mewabah di Karawang, sekolah diliburkan. Kegiatan belajar mengajar hanya dilakukan di rumah melalui sistem online. Para orang tua mempertanyakan kapan sekolah akan kembali berjalan normal.
Pasalnya, dengan diliburkannya sekolah membuat anaknya terlalu banyak bermain handphone dan bermain bersama temannya. Bahkan tak sedikit orang tua yang ingin anaknya segera kembali belajar di sekolah.
Nunung Nurbaeti (45) warga Wancimekar, Kecamatan Kotabaru mengatakan, sejak diliburkannya sekolah karena wabah corona, sebagian besar waktu di rumah digunakan oleh anaknya untuk bermain. Kegiatan belajar hanya dilakukan oleh anaknya saat diberikan tugas oleh guru.
“Kebanyakan mainnya. Anak saya juga jadi keenakan. Seharian main handphone saja terus,” katanya kepada Radar Karawang.
Ia juga merasa jika kegiatan belajar di sekolah jauh lebih efektif dibandingkan pembelajaran jarak jauh. Karena jika sekolah dilaksanakan secara normal, setidaknya pada saat di sekolah anaknya tidak bisa menggunakan handphone.
“Pagi sekolah biasa, sore sekolah agama. Jadi gak kebanyakan mainnya,” ungkap dia.
Senada dikatakan Romlah, yang anaknya sekolah di SDN Wancimekar 1. Ia ingin kegiatan belajar mengajar segera berjalan normal. Sehingga anak-anaknya bisa belajar di sekolah dan mendapatkan pelajaran dari para gurunya. “Kalau lihat di tv katanya sekolah di Jawa Barat diliburkan sampai Desember,” ucapnya.
Kepala Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karawang Supandi mengatakan, tahun ajaran baru dimulai tanggal 13 Juli 2020. Namun ia juga belum bisa memastikan jika kegiatan belajar mengajar bisa dinormalkan kembali pada 13 Juli mendatang. “Kalau ajaran baru betul tanggal 13 Juli 2020. Tapi kalau masuk sekolah normal belum tentu. Kemungkinan diliburkan lagi sampai Desember,” katanya.
Jika sekolah sudah bisa dilaksanakan seperti kondisi normal, kata Supandi, semua sekolah diharuskan untuk menerapkan protokol kesehatan. Semua siswa dan guru diharuskan menggunakan masker saat belajar. Sekolah diharuskan memiliki alat pengukur suhu dan menyediakan hand sanitizer.
“Protokol kesehatannya harus diterapkan. Dan sekolah-sekolah juga sudah menyiapkan,” pungkasnya. (nce)