![](https://sp-ao.shortpixel.ai/client/to_auto,q_glossy,ret_img,w_780,h_470/https://radarkarawang.id/wp-content/uploads/2021/01/1-8.jpg)
RUSAK BERAT: Jalan di sekitar pantai Desa Cemarajaya rusak parah akibat diterjang banjir rob. Hanya sebagian badan jalan yang masih bisa digunakan.
Banjir Rob Hantam Lima Kecamatan
KARAWANG, RAKA – Banjir rob kembali menghantam pemukiman warga yang berada di bibir pantai utara. Bahkan, banjir kali ini memutus akses di pantai Pisangan, Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya. Sedikitnya, banjir ini menggenangi sejumlah wilayah di enam kecamatan.
Banjir rob di Kabupaten Karawang terjadi di lima kecamatan diantaranya Pakisjaya, Cibuaya, Pedes, Tempuran dan Cilamaya Kulon. Banjir terjadi sekitar pukul 09.00 WIB, Rabu (13/1), ketinggian air mencapai satu meter. Salah satu dampak rob yang paling parah di Pantai Pisangan, Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya. “Kalau Pakis tidak menghantam pemukiman tapi ke warung-warung yang ada di bibir pantai,” kata Supriyatna, sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang, Rabu (13/01).
Hingga berita ini ditulis, jumlah korban, kerusakan yang dialami belum diketahui secara pasti. BPBD masih memantau peristiwa ini melalui satgas yang terdapat di lokasi kejadian. Saat sudah diketahui jumlah kerusakan yang dialami oleh warga, maka BPBD akan mengirimkan bantuan. Petugas satgas saat mendapatkan arahan dari BPBD saat ini langsung memonitor kepada aparat desa.
Solusi mengatasi persoalan ini, tambah Supriyatina, akan dilakukan saat data telah diperoleh dengan cara membuatkan surat kepada pihak dinas-dinas yang bersangkutan. Data terbaru terdapat satu kecamatan lagi yang mengalami banjir air rob. Hal ini terjadi di Pantai Ciparagejaya, Kecamatan Tempuran. “Air akibat banjir di kecamatan ini setinggi 40 hingga 50 sentimeter,” paparnya.
Terpisah, Nurdin, penanggulangan Bencana, Kecamatan Cibuaya menuturkan, banjir rob di wilayahnya cukup parah. Hingga pukul 20.00 dia belum memiliki data valid mengenai kerusakan dan kerugian serta jumlah korban terdampak akibat banjir ini. “Mohon maaf datany lagi dibuat tadi belum selesai. Saya juga belum laporan jumlah rumah yang terendam, soalnya tadi akses kesana gak bisa dilewati dan jumlah KK dan jiwanya juga belum ada, mungkin besok dikirim langsung,” tutupnya.
Daerah lainnya yang terdampak yaitu Pantai Tanjungbaru. Sedikitnya 30 rumah dengan 47 kepala keluarga (KK) menjadi korban, bahkan ada beberapa yang roboh.
Kepala Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon H Abdul Hakim, mengatakan, sekitar pukul 10.00 pagi, Rabu (13/1), air pasang sekitar satu meter mulai naik ke permukaan. “Puncak rob sekitar pukul 11.45-16.00. Banyak rumah yang menjadi korban,” ujarnya.
Menurutnya, awal tahun 2021 ini merupakan bencana air rob pertama. Namun sebelumnya, air rob juga sempat menerjang dua kali dan masih menyisakan reruntuhan yang belum dibenahi. “Yang kemarin saja warung-warung belum dibenahi semua, sekarang sudah diterjang lagi,” ujar pria yang biasa di sapa Wakzie Saglak itu.
Saat ini, pihaknya masih melakukan pendataan di dusun-dusun yang rumahnya berada di tepian pantai, karena ada beberapa rumah yang roboh, selain itu ada juga sarana ibadah yang ikut tergerus. Sebelum malapetaka besar terjadi, pihaknya meminta kepada Pemerintah Kabupaten Karawang agar di pesisir pantai bisa ditanami pemecah gelombang. Sampai saat ini, belum ada perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Karawang untuk warga pesisir Utara Karawang, khususnya Desa Pasirjaya atau biasa masyarakat menyebutnya pantai Tanjungbaru. “Setelah pemecah gelombang bisa dipasang, setidaknya kita tidak perlu khawatir ketika merealisasikan infrastruktur jalan menuju pantai Tanjung Baru,” pungkasnya. (rok/cr6/mra)