PBB Terbesar dari Kawasan Industri

- Pendapatan dari Pedesaan Minim
KARAWANG, RAKA – Pendapatan atau realisasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun 2019 baru diangka 85,35 persen. Dari target Rp270 miliar baru terealisasi Rp230.443.759.209.
Kepala Bidang PBB dan BPHTB Bapenda Karawang Endang Cahendra mengatakan, pendapatan PBB paling besar ialah dari kawasan industri yang nilai PBB di atas Rp2 juta atau dengan istilah buku 45. Dari 85,35 persen realisasi PBB, 50 persen diantaranya dari buku 45 atau kawasan industri. “Untuk tahun ini ada peningkatan. Karena tahun sebelumnya hanya 75 persen,” kata Echa, panggilan akrab Endang, pada Radar Karawang, Selasa (22/10).
Sedangkan untuk PBB di pedesaan atau buku 123 masih sangat rendah. Sampai saat ini, dari semua desa yang ada di Karawang baru 36 persen. “Masing-masing kecamatan setiap tahun paling 40 persen,” ujarnya.
Dikatakan Echa, rendahnya tingkat PBB dari pedesaan disebabkan beberapa faktor. Salah satunya pola tanam yang berbeda, sehingga jadwal panen menjadi faktor keterlambatan pembayaran pajak. “Ada yang gagal juga kan panennya. Karena rata-rata ditagihnya ketika panen,” ujarnya.
Diantara 30 kecamatan di Karawang, yang paling tinggi realisasi PBB nya ialah Karawang Barat dan Karawang Timur. Sedangkan yang paling rendah ialah kecamatan Karawang Kulon. “Kalau di Karawang masuknya kota. Jadi tingkat kesadaran bayar pajaknya tinggi. Cilamaya Kulon sampai saat ini baru 10 persen kalau tidak salah,” katanya.
Untuk meningkatkan PAD dari bidang PBB, lanjutnya, Bapenda melakukan program penghapusan denda bagi yang membayar pada 3 Oktober sampai akhir November. “Sekarang masih berlaku. Jadi yang punya hutang 3 tahun misalnya, itu bayar pokok PBB nya aja,” pungkasnya. (nce)