HEADLINEKARAWANG

Pekerja Harian Babak Belur Dihantam Corona

SEPI: Pangkalan ojek di Kampung Kalijurang, Desa Purwasari, Kecamatan Purwasari, tampak sepi, Selasa (31/3).

Tukang Ojek Cuma Dapat Rp20 Ribu Sehari

KARAWANG, RAKA – Sudah dua pekan lamanya pemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan pembatasan sosial sebagai upaya mencegah penularan virus corona. Tentunya hal ini berdampak pada ekonomi masyarakat, terutama para pekerja harian. Tak terkecuali bagi para penyedia jasa transportasi.

Abdul Aziz (60) misalnya, tukang ojek di kawasan perumahan di Desa Purwasari, Kecamatan Purwasari, mengaku dibuat susah dengan keadaan ini. Pada hari-hari biasa dia bisa mendapat penghasilan paling sedikit Rp50 ribu setiap harinya, namun saat ini hanya berkisar Rp20 ribu. “Ngaruh banget mas, sepi banget sekarang, yang lain malah sudah pada pulang duluan,” keluhnya, Selasa (31/3).

Ia memilih tetap untuk bekerja lantaran tak ada opsi lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Meski sedikit was-was, dia hanya bisa berdoa agar tidak terpapar virus corona. “Saya mah cuma bisa berdoa semoga virus corona cepat berlalu, gak cuma di Indonesia tapi seluruh dunia,” harapnya.

Hal sama dialami oleh Odih (50), warga Desa Cimahi, Kecamatan Klari, yang berprofesi sebagai sopir angkot trayek Cikampek-Karawang kota. Ia menuturkan, butuh modal Rp50 ribu untuk membeli bensin selama dua rit perjalanan. Namun selama dua rit itu penghasilan yang didapat kerap tak menutupi modalnya. “Sepi banget, kalau biasanya kan ada karyawan yang kerja, kalau sekarang ngetem juga cuma dapat satu (orang),” ucapanya.

Odih hanya mengandalkan penghasilan dari profesinya sebagai sopir angkot. Istrinya yang biasa membantu ekonomi keluarga dengan berjualan di sekolahan, tidak dapat berbuat banyak karena sekolah libur. Penghasilannya di tengah wabah ini pas-pasan untuk kebutuhan pokok sehari-hari, belum termasuk setoran angkot yang disewanya. “Tiga minggu belum setoran, semoga cepat stabil lagi,” pungkasnya. (din)

Related Articles

Back to top button