DEBAT: Peserta debat sedang memaparkan pemahamannya soal pertanian di Unsika, kemarin.
Siswa SMA Diajak Debat Pertanian
KARAWANG, RAKA – Karawang sejak lama dikenal sebagai kota lumbung padi, karena merupakan salah satu produsen terbesar padi nasional. Namun apa jadinya jika generasi muda mulai tidak tertarik untuk terjun langsung ke dunia pertanian, tentunya status tersebut perlahan luntur.
Khawatir akan hal tersebut, BEM Fakultas Pertanian Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) mengajak para generasi muda khususnya siswa SMA agar bisa lebih perhatian terhadap dunia pertanian melalui kegiatan Pekan Ilmiah Pertanian Unsika (PIPUS) di aula kampus, Senin (18/11).
Ketua BEM Wangga Gunandi mengatakan, saat ini sedikit sekali pemuda yang peduli dan mau langsung terjun di dunia pertanian. Menurutnya, hal itu mungkin karena mereka cenderung hanya melihat bertani sebagai profesi yang erat kaitannya dengan lumpur kotor, padahal pertanian adalah suatu yang sakral bagi kehidupan manusia. Dia dan rekannya merasa perlu menanamkan ketertarikan pada pertanian sejak dini. “Soekarno saja bilang pertanian itu hidup matinya suatu bangsa,” paparnya kepada Radar Karawang, kemarin.
Ia menuturkan, ada dua cara yang dilakukan dalam PIPUS untuk lebih memperkenalkan dunia pertanian kepada generasi muda, yakni melalui lomba dan seminar. Melalui lomba-lomba para peserta setidaknya akan terpancing untuk mencari tahu secara mandiri, tentang berbagai subtema yang ditentukan berkenaan dengan pertanian. Adapun lomba-lomba yang dimaksud diantaranya adalah debat, esay, dan video pendek antar SMA se-Jawa Barat dan Jabodetabek. Selain itu, para peserta juga dapat menambah wawasan tentang pertanian melalui pemateri ahli dalam seminar yang akan digelar Rabu besok. “Dengan lomba mereka menggali tentang dunuia pertanian di Indonesia saat ini seperti apa, dengan seminarnya juga ada narasumber di bidang pertanian supaya memotivasi,” terangnya.
Ia mengatakan, meski acara ini tidak memberi pengaruh terhadap dunia pertanian secara signifikan, namun dapat membantu memperkenalkan pertanian kepada generasi muda sehingga lebih dicintai. “Kalau bisa dari hal-hal kecil apa yang bisa kita kerjakan untuk pertanian, ya kita kerjakan. Jangan takut juga untuk terjun langsung ke dunia pertanian, karena percaya tidak percaya itu berpengaruh besar terhadap masa depan bangsa,” pesannya.
Seorang peserta lomba Sam Teudas mengatakan, dia sudah cukup sering mengikuti lomba debat, namun baru kali ini mengikuti lomba bertema pertanian. Menurutnya ini merupakan hal yang unik dan beda dari yang lain, sehingga dia yang tadinya cuek dan kurang peka terhadap tumbuhan dan pertanian, bisa menambah wawasan tentang itu semua. “Oh ternyata ada gempor, ada pupuk organik yang begini loh, dan sebagainya,” ungkapnya.
Guru pendamping siswa SMAN 1 Jatisari yang mengikuti lomba debat, Suharmi mengatakan, PIPUS ini kegiatan yang bagus karena dapat mengasah daya pikir anak-anak agar lebih mendalami dunia pertanian. “Lebih ditingkatkan lagi acara ini, supaya bukan hanya anak-anak saja yang lebih mencintai pertanian, tapi juga masyarakat luas,” harapnya. (cr5)