HEADLINEKarawang

Perantau Merana

KARAWANG, RAKA – Larangan mudik ternyata membuat para perantau di Kabupaten Karawang merasa sedih. Karena baru tahun ini mereka terpaksa tidak bertemu dengan keluarga besar di kampung. Panji Panjaitan (21) warga asli Desa Banjaran, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah mengatakan, selama tiga tahun sudah merantau dari kampung halaman ke Kabupaten Karawang. “Saya merantau ke Karawang, sudah mau menginjak selama empat tahun,” ujarnya kepada Radar Karawang, Selasa (21/4).

Selama di Karawang, dia bekerja di proyek perumahan dan sekarang menjabat sebagai pengawas proyek Perumahan Villa Kencana Karawang, Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru. Baginya, tahun ini diperkirakan tidak akan bisa mudik ke kampung halaman, karena sedang ramai wabah virus corona. “Lihat kondisi aja, sepertinya tidak mudik dulu ke kampung halaman karena ada wabah virus corona,” tuturnya.

Menurutnya, jika tidak pulang ke kampung halaman, tentu sangat sedih harus lebaran di kota orang, dan tidak menyantap buka puasa dan sahur bersama keluarga. “Mau gimana lagi, gara-gara corona aktivitas manusia jadi terbatas, dan melumpuhkan roda perekonomian,” ungkapnya.

Ia hanya berharap, wabah virus corona segara hilang, agar kehidupan manusia tidak terbatas dan bisa merasakan kehidupan seperti biasanya. “Mudah-mudahan sebelum lebaran pemerintah bisa memutus mata rantai penyebaran virus corona, biar orang perantau bisa pulang ke kampung halaman tanpa adanya aturan ini itu. Seperti harus diperiksa kesehatan dan melaksanakan isolasi,” pungkasnya.

Budiman (23) perantau asal Tasikmalaya yang telah bertahun-tahun menggantungkan hidup di Karawang mengatakan, apa yang telah ditetapkan pemerintah tentu untuk kebaikan bersama. “Demi kebaikan bersama, demi kebaikan keluarga, memang seharusnya begitu,” ucapnya.

Ia sendiri tidak berencana untuk mudik pada tahun ini jika memang dilarang. Ia khawatir bisa membawa virus bagi keluarga maupun masyarakat di kampung halaman, mengingat sosial distancing kurang berjalan baik di perkampungan. Ia tidak menampik merasa sedih tidak bisa pulang kampung, sebab lebaran tahun sebelumnya juga tidak pulang kampung karena tuntutan pekerjaan. Saat ini ia sedang dirumahkan, namun tidak bisa mudik karena peraturan. Selain itu juga pendapatannya tentu berkurang. “Tapi kalau kita pulang dan menularkan bisa fatal, di kampung masih banyak orang ramai-ramai,” tutupnya.

Warni (57) warga Karawang asal Wonogiri mengaku, lebaran tahun ini tidak akan melakukan mudik dan berkumpul bersama keluarga. Biasanya ia rutin melaksanakan mudik setiap lebaran. “Biasanya setahun dua kali. Tapi sekarang lagi ada corona gak bisa. Gak punya penghasilan juga,” ungkapnya. (nce/din/acu)

Related Articles

Back to top button