KARAWANG

Perhatikan Fisik Motorik Anak

Koordinator Prodi PIAUD Ine Nirmala

KARAWANG, RAKA – Usia balita sangat menentukan dalam tumbuh kembang anak. Banyak aspek yang menentukan apakah tumbuh kembang anak baik atau tidak. Salah satunya adalah aspek fisik motorik, dari aspek inilah orang tua bisa melihat dan menilai secara langsung kesehatan sang buah hati.

Koordinator Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Unsika Ine Nirmala menyampaikan, pentingnya aspek motorik di masa pertumbuhan karena dapat mempengaruhi aspek perkembangan lainnya. Sudah semestinya para orang tua tahu dan memperhatikan betul berbagai indikator perkembangan fisik motorik. “Misalnya anak umur segini kok tinggi badannya gak ada kenaikan, usia 12 bulan biasanya sudah bisa berdiri sendiri, sudah bisa jalan berapa langkah,” tuturnya.

Ine menjelaskan, aspek perkembangan fisik motorik erat kaitannya dengan asupan gizi yang diberikan orang tua kepada anak. Jika tidak diperhatikan sangat mungkin sang anak mengalami gangguan dan hambatan perkembangan. Disamping asupan gizi, mesti ada stimulus untuk meningkatkan laju perkembangan fisik motorik. Beberapa kasus menunjukan adanya keterlambatan tahapan perkembangan anak ketimbang anak pada umumnya.

Berbagai cara bisa dilakukan untuk menstimulus perkembangan fisik motorik anak, salah satunya dengan berbagai macam permainan. Pada usia pertumbuhan tersebht idealnya mereka diperkenalkan mengenai tekstur. Misalnya sang anak dibiarkan berjalan di lapangan pasir atau rumput, biarkan kaki mungil sang buah hati merasakan tekstur apa yang dipijaknya. Kecenderungan anak yang senang bergerak juga mesti diakomodir, misalnya dengan membebaskan dia mengesplorasi benda di sekitar dan bebas bergerak namun tetap dalam pengawasan orang tua. “Jadi orang tua harus senantiasa memperhatikan anak dengan asupan gizi yang maksimal, dan juga stimulasi sesuai dengan usia perkembangan anak,” pesannya.

Ine menambahkan, orang tua mesti peka dan tahu tahapan perkembangan anaknya masing-masing. Jangan pasrah atau membiarkan anak dan berpikiran anak akan berkembang dengan sendirinya. Tidak baik juga terlalu memanjakan anak, misalnya saat anak berusaha berdiri selalu dibantu dengan mengangkatnya. Biarkan sang buah hati mengalami usaha dan prosesnya, orang tua cukup memberi rangsangan misalnya dengan mengulurkan tangan sebagai pegangan. “Kalau kita melihat anak selalu ingin naik tangga, ya fasilitsi dengan tangga yang aman, dan juga dengan penjagaan orang tua,” pungkasnya. (din)

Related Articles

Back to top button