KARAWANG

Perluasan TPAS Jalupang Bukan Solusi

TINJAU JALUPANG: Wakil Bupati Karawang mendatangi TPAS Jalupang dan melihat kondisinya bersama Kepala Bidang Kebersihan DLHK Karawang, Camat Kotabaru dan Kepala Desa Wancimekar.

Pemda Diminta Mengolah Sampah

KOTABARU, RAKA – Kondisi Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Jalupang sudah tak bisa menampung lagi sampah dari seluruh Kabupaten Karawang. Sampah yang ada di Jalupang ini harus diolah agar mengurangi debit sampah.

Wakil Bupati Karawang Ahmad Zamakhsyari melakukan peninjauan ke TPAS Jalupang di Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru, Kamis (12/4). Didampingi Kepala Bidang Kebersihan DLHK Karawang, Camat Kotabaru dan Kepala Desa Wancimekar, Wakil Bupati Karawang meninjau langsung ke lokasi untuk melihat kondisi TPAS Jalupang. “Monitoring saja ke TPAS Jalupang bersama DLHK, camat dan Kades Wancimekar,” kata Camat Kotabaru Dedi Setiadi.

Berdasarkan pemantauannya di lokasi, Wakil Bupati Karawang Ahmad Zamakhsyari mengatakan, TPAS Jalupang sudah hampir overload untuk menampung sampah Karawang. Pria yang akrab disapa Jimmy ini meminta agar pengelolaan sampah di Jalupang sudah harus dipihak ketigakan. Karena sampah tersebut harus dikelola dengan baik. “Di daerah lain sampah bisa jadi energi. Kenapa kita kok tidak bisa,” ujarnya.

Penyelesaian sampah, lanjutnya, hanya dengan tiga hal saja, yakni yang pertama mengembalikan budaya gotong royong di rumah warga. Kedua, pengelolaan jalupang secara profesional dan ketiga memberikan honor yang layak untuk pejuang TPS.

Asep Saepudin, warga Perumahan PMI 2 Desa Pangulah Utara mengeluhkan kondisi TPAS Jalupang yang menampung sampah dari 30 kecamatan yang ada di Karawang itu. Kondisi sampah yang sudah sangat menumpuk menimbulkan bau ke pemukiman warga di sekitar TPAS. “Kalau habis kehujanan terus kebawa angin baunya sampai ke kecamatan juga. Itu kan berdampak terhadap kesehatan,” ujarnya.

Asep berharap, Pemda Karawang segera memberikan solusi mengenai kondisi TPAS Jalupang yang dikeluhkannya itu. Solusi yang harus dilakukan, lanjut dia, ialah dengan mengolah sampah melalui teknologi dan industri pengolahan berskala besar. Sehingga lokasi TPAS yang berada tidak jauh dari tempat tinggalnya itu tidak dikeluhkan dan berdampak terhadap masyarakat. Menurutnya, perluasan area TPAS bukan menjadi solusi, jika tidak dilakukan pengolahan dan penguraian sampah di lokasi. “Butuh berapa hektare lagi kalau tidak dilakukan pengolahan. Jangan sampai masalah di kota selesai karena sampah terangkut, sementara di sini jadi masalah bagi masyarakat sekitar,” pungkasnya.

Sementara itu, Kabid Kebersihan Guruh Sapta belum memberikan keterangan banyak terkait pengelolaan TPAS Jalupang. “Masih ada tamu, nanti saja ke kantor,” ucapnya saat dikonfirmasi melalui via telepon. (nce)

Related Articles

Back to top button