
METROPOLIS, RAKA – Pemilu legislatif DPR RI untuk Daerah Pemilihan Kabupaten Karawang, Bekasi dan Purwakarta menjadi ajang pertaruhan orang-orang beken.
Peraih suara terbanyak pun, didominasi politisi kenamaan yang banyak dikenal luas masyarakat di tiga kabupaten, bahkan di tingkat nasional.
Dari caleg peraih sepuluh besar suara terbanyak, menunjukkan persaingan di antara mereka. Di urutan pertama misalnya, ditempati Ketua DPD Golkar Jawa Barat sekaligus mantan calon gubernur Dedi Mulyadi dengan mendapatkan dukungan 18.26 persen suara.
Sedangkan posisi kedua ditempati oleh pemeran Oneng dalam sinetron Bajaj Bajuri, Rieke Diah Pitaloka dengan 9.33 persen suara. Tempat ketiga, didapatkan politisi Gerindra Putih Sari dengan 8.63 persen suara. Anggota DPR inkumben itu dibayang-bayangi rekan separtainya Obon Tabroni yang mendapatkan 5.32 persen.
Sedangkan di bawahnya terdapat ketua PKB Jawa Barat Syaiful Huda yang meraih 5.22 persen suara simulasi. Mantan Wakil Walikota Bekasi Ahmad Syaikhu yang nyalon dari PKS mendapatkan 4.47 persen suara.
Posisi peraih suara terbanyak ketujuh ditempati Ketua DPD Partai Nasdem Jawa Barat Saan Mustopa. Mantan anggota DPR itu berhasil meraih dukungan 3.41 persen suara. Di posisi kedelapan, ditempati politisi PDIP asal Karawang Deden Darmansyah yang mendapat 2.81 persen suara.
Sedangkan anggota DPR inkumben asal PKB Evi Fatimah menempati posisi kesembilan dengan 2.66 persen. Politisi perempuan asli Karawang itu dipepet politisi debutan asal Purwakarta, Puteri Komarudin. Anak sulung mantan Ketua DPR Ade Komarudin tersebut, berhasil meraih 2.51 persen suara. Raihan Puteri Komarudin itu, sekaligus menempatkan dirinya sebagai peraih suara terbanyak kedua dari partai belogo beringin.
Di luar sepuluh besar, ada juga nama mantan Wakil Bupati Bekasi Saduddin yang maju dari PKS. Dia mendapat 2.26 dukungan persen. Sedangkan anggota DPR dari Demokrat Hari Kartana berada di bawahnya dengan meraih 2.26 persen, disusul caleg Gerindra Rustandie yang mengantongi 2.11 persen suara.
Terkait banyaknya nama-nama beken yang mendominasi perolehan suara caleg, pengamat politik dari Sospols Institute Cecep Sopandi mengatakan, variabel penentu elektoral pemilu legislatif lebih sederhana dibanding pemilihan kepala daerah atau pemilihan presiden. Menurutnya, modal caleg cukup dengan dikenal masyarakat luas. “Dengan banyaknya calon, pemilih tentu akan mencari caleg yang kenal,” ujarnya.
Dia juga menilai, Dedi Mulyadi memiliki modal popularitas karena sebelumnya pernah maju di pemilihan gubernur Jawa Barat. Sehingga wajar menempati posisi teratas pada perolehan suara caleg.
Pengamat politik Unsika Gili Argenti mengatakan, hasil simulasi bukanlah alat ukur kemenangan dalam kontek elektoral. Menurutnya hasil simulasi belum bisa dijadikan kesimpulan sementara, apalagi final.
Menurutnya, ada faktor penentu kemenangan saat ini, juga terdapat pada segmen pemilih pemula atau generasi Z. Jumlahnya besar dalam pemilu 2019 ini, dan umumnya mereka menjadi pemilih pengambang.
Para pemilih pemula ini katanya, akan menentukan pilihan di akhir masa kampanye. “Jadi saran saya partai-partai harus semakin meningkatkan kerja-kerja politiknya di masa akhir ini, untuk menyakinkan masyarakat, khususnya pemilih yang masih belum menentukan pilihannya,” ujarnya. (nce/asy)