Hasil Simulasi Pilpres Radar Karawang
KARAWANG, RAKA – Pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Sibuanto-Sandiaga S Uno, masih mengungguli pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Hasil simulasi pemilu Radar Karawang di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta menunjukkan, pasangan capres nomor urut 02 Prabowo-Sandi meraih 57,95% dan pasangan capres nomor 01 Jokowi-KH Ma’ruf Amin 42,05%.
Hasil simulasi pemilu kedua ini tidak jauh berbeda dengan hasil simulasi pemilu Radar Karawang akhir Februari lalu. Saat itu, di Kabupaten Karawang dan Purwakarta, pasangan Jokowi-Ma’ruf meraih 36.85% dan pasangan Prabowo-Sandi 63.15%.
Pada simulasi pemilu kedua yang dilakukan 23-24 Maret 2019 itu, pasangan 02 unggul di masing-masing kabupaten bertetanggaan tersebut. Di Karawang, pasangan Jokowi-Amin meraih 41.48 persen, sedangkan pasangan Prabowo-Sandi mendapat 58.52 suara. Sementara di Kabupaten Purwakarta, Jokowi-Amin mendapat 43.21 persen dan Prabowo-Sandi 56.79 persen.
Pemimpin Redaksi Radar Karawang A Taufiq Hidayat mengatakan, meski pasangan capres 02 ungggul, namun persentasenya mulai bergeser dibanding simulasi pertama yang dilakukan pada akhir bulan Februari lalu. “Ada tren pergeseran pemilih, walaupun jumlahnya tidak mengubah keunggulan pasangan 02. Hanya persentase keunggulannya saja yang berkurang,” ujarnya, Jumat (5/4).Dikatakannya, pelaksanaan simulasi pilpres dilakukan bersamaan dengan simulasi pemilihan calon anggota DPRD provinsi dan DPR RI.
Taufiq menambahkan, pada simulasi yang dilakukan di Kabupaten Karawang dan Purwakarta, jumlah sampelnya 0,14 persen dari jumlah daftar pemilih tetap. Di Karawang, disebar sebanyak 2.338 paket surat suara dan Purwakarta disebar 962 paket surat suara. Total 3.300 sampel di dua kabupaten. “Satu orang mencoblos satu paket surat suara yang terdiri dari tiga kertas suara. Kertas suara pilpres, DPR RI dan DPRD provinsi,” jelasnya
Secara terpisah, pengamat politik Universitas Singaperbangsa Karawang Gili Argenti menuturkan, banyak indikator yang bisa menjelaskan kenapa responden lebih banyak yang memilih pasangan Prabowo-Sandi. “Program kerja, isu dalam kampanye, serta gagasan yang menjadi komoditas di ruang publik. Aspek lainnya adalah kristalisasi dari ketidakpuasan dan ketidakpercayaan publik pada pemerintahan Jokowi,” katanya.
Sebaliknya, lanjut Gili, perlu dilihat juga sebagai pembanding, banyak hasil survei yang selalu memunculkan nama Jokowi sebagai petahana di posisi teratas dengan margin antara 15-20% dibanding Prabowo. “Artinya, secara statistik, masing-masing kubu berpeluang memenangkan Pilpres 2019,” ujarnya.
Menurutnya, pemenang pilpres bisa ditentukan oleh pemilih yang saat ini belum menentukan pilihan. “Adanya swing voters dan undecided voters yang cukup besar dikisaran angka 8-15%, memiliki signifikansi suara bagi salah satu kandidat, yang berpotensi memenangkan kontestasi pilpres. Jadi kuncinya, ada di dua kelompok pemilih tadi. Masih ada waktu bagi timses dan partai pengusung untuk bekerja keras menyasar ceruk suara tadi,” pungkasnya.
Pelaksanaan simulasi Pemilu 2019 ini juga dilakukan oleh media Radar Bogor Group di Kabupaten/Kota Bogor, Kabupaten/Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Depok, serta Kabupaten/Kota Bekasi. “Hasil simulasi pemilihan presiden di semua wilayah itu yang unggul pasangan calon presiden nomor urut 02, namun persentasenya berbeda-beda di tiap daerah,” ujar Taufiq, Pemimpin Redaksi Radar Karawang. (nce/asy)