KARAWANG

Produk UMKM Karawang Diekspor ke Jepang

KARAWANG, RAKA – Produk UMKM di Kabupaten Karawang bermacam-macam. Salah satunya yakni mie crystal. Bahan baku produk tersebut berasal dari rumput laut. Kini, produk asli Karawang ini sudah tembus pasar ekspor Jepang.
Proses pembuatan dari rumput laut hingga menjadi mie membutuhkan waktu selama tiga hari. Awalnya bahan baku utama diolah menjadi tepung agar-agar. Kemudian memasuki tahap olahan agar street. Selanjutnya memasuki proses pembuatan mie. “Ini sebenernya tiga hari dari proses pemasakan, pembekuan, kemudian pengeringan kembali, penambahan bumbu dan pencetakan. Awalnya dari budidaya kemudian kemudian kita olah menjadi tepung agar-agar untuk pembuatan mie,” ujar Usup Supriatna, pemilik produk mie crystal, Jumat (8/4).
Mie tersebut memiliki fungsi menurunkan gula darah yang tinggi. Kemudian dapat memperlancar pencernaan. Terakhir dapat dijadikan makanan alternatif diet. Rumput laut yang dijadikan bahan baku utama merupakan rumput laut hasil budidaya di tambak. Harga satu produk sebesar 13.000. Selain mie crystal, rumput laut tersebut diolah pula sebagai beras. “Ini baik digunakan untuk diet kemudian menurunkan gula darah yang tinggi. Kita murni terbuat dari rumput laut jadi bagus dijadikan makanan alternatif. Harga memang cukup mahal dari produk yang lainnya,” ungkapnya.
Dalam satu hari dapat memproduksi 500 pcs mie. Satu bulan sebanyak 15.000 pcs. Ia menambahkan jika saat ini sedang meneliti rumput laut sebagai bahan pembuatan masker. Kendala yang masih di alami dalam pembuatan masker yakni belum tersedia alat yang dimiliki. Menggunakan 3,5 kilogram tepung agar-agar. “Untuk mie ini kita bisa produksi 500 pcs sehari jadi satu bulan sekitar 15.000 pcs. Saya sedang meneliti simos untuk masker dari rumput laut. Banyak sekali olahan dari rumput laut. Kita sudah melakukan uji coba menir beras dapat di campur sebagai bahan pembuatan masker di laboraturium Jakarta, kita belum produksi karena mesinnya yang mahal,” sambungnya.
Produk tersebut telah di lihat oleh salah satu perusahaan di Jepang. Perusahaan tersebut meminta 3500 pcs dalam satu hari. Ia memaparkan jika bekerjasama dengan perusahaan yang lain dengan cara intermedite untuk memenuhi keinginan ekspor di pasar Jepang. “Bukan gagal tapi kita belum dapat memenuhi permintaan pasar di sana. Sekarang ini mereka mensiasati melalui perusahaan lain dengan intermedite untuk pengiriman ke Jepang,” pungkasnya. (nad)

Related Articles

Back to top button