Rela Keluar Perusahaan Demi Budidaya Jamur
KEMBANGKAN USAHA: Budidaya jamur tiram di Desa Cintalaksana.
KARAWANG, RAKA – Di saat pemuda lain sibuk mencari pekerjaan ke perusahaan, pemuda di Desa Cintalaksana yang masih berusia 22 tahun berani mengambil langkah berani keluar dari pekerjaannya dan fokus mengembangkan usaha budidaya jamur.
Saepulohi Anwar Sasmita (22), rela keluar dari perusahaan tempatnya bekerja hanya untuk fokus budidaya jamur. Ia mulai serius menekuni usaha ini saat Ramadan lalu. Jalan ini dia tempuh, selain ingin memiliki usaha juga karena hobi bertanam. “Saya kerja di PT dulunya tapi keluar biar fokus aja di budidaya ini,” ujarnya, Sabtu (24/7).
Ia hanya menggunakan lahan kecil di belakang rumah. Dari lahan tersebut dapat menghasilkan 10 hingga 15 kilogram jamur dalam satu hari. Penjualan per satu kilogram sebesar 10 ribu. “Kalau lagi gak panen raya cuma dapat 10 kilo sampai 15 kilo, tapi kalau panen raya 25 kilo ya dapat,” ungkapnya.
Saepulohi menggunakan serbuk kayu, dedak dan kapur yang direbus hingga tujuh sampai delapan jam sebagai media penanaman. Setelah dikukus seluruh bahan tersebut akan dimasukkan ke dalam plastik kemudian diikat menggunakan karet. “Kan serbuk kayu dicampur sama dedek dan kapur terus dikukus selama tujuh sampai delapan jam,” tambahnya.
Penjualan saat ini dilakukan di sekitar Kabupaten Karawang. Meski begitu, sudah ada beberapa pedagang yang berasal dari luar Kabupaten Karawang yang ingin membeli. Hal tersebut belum disanggupi karena lahan yang masih kecil, sementara permintaan mencapai satu ton jamur. “Banyak sih yang di luar Karawang tapi mereka mintanya ton-ton an, tapi saya masih belum sanggup karena belum ada lahan yang luas,” sambungnya.
Kendala yang dialami belum dapat tersampaikan kepada pihak dinas pertanian. Ia berharap memperoleh bantuan agar dapat mengembangkan budidaya. “Dinas pertanian belum tahu sama sekali, harapan saya sih dinas tahu dan saya dapat bantuan biar bisa mengembangkan lagi,” imbuhnya.
Jamur yang di budidayakan yakni jenis jamur tiram. Terdapat dua warna jamu tiram di tempat tersebut. Pertama jamur tiram yang berwarna putih. Kedua yang berwarna coklat. Jamur tiram berwarna coklat belum diperjual belikan, namun telah dikonsumsi oleh tetangga. Ia menyebutkan bahwa rasa jamur tiram coklat lebih enak daripada jamur tiram putih. “Ini bukan busuk tapi warnanya emang coklat kayak gini, warna bibitnya juga udah coklat. Belum di jual sih tapi udah dimakan sama tetangga dan keluarga saya, rasanya lebih enak teh dibandingkan yang putih,” pungkasnya. (nad)