KOTABARU, RAKA – Menjadi penghafal Alquran, memerlukan perjuangan. Hal ini yang dirasakan oleh Riziq Ismail, warga Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru. Bocah yang berusia 12 tahun ini kini sudah hafal 3 juz Alquran.
Riziq menuturkan, menjadi penghafal Alquran dibutuhkan kesabaran dan keyakinan. Meskipun terkadang cukup menguras pikirannya dalam menghafal Alquran dari ayat per ayat. “Kata guru juga harus sabar dan yakin, yang penting fokus terus hafalan,” terangnya, Kamis (21/4).
Masih dikatakan Riziq, ia menargetkan menghafal seluruh bacaan Alquran dan mewujudkan cita-citanya sebagai tahfidzul Alquran dan guru ngaji. “Mau seperti bapak yang pintar ngajinya, terua bisa jadi guru ngaji di masjid dekat rumah nanti,” paparnya.
Orang tua Riziq, Nani mengungkapkan, satu tahun lalu Riziq Ismail diberangkatkan ke Pesantren Hafidzul Quran di wilayah Banten. “Pokoknya pas lulus sekolah dasar dulu, langsung saya berangkatkan,” ucapnya.
Melihat pergaulan bebas yang terjadi saat ini, lanjutnya, mencetak anaknya sebagai hafidz Alquran menjadi pilihan satu-satunya. Ia menilai, jika putra hanya memiliki kegiatan sekolah saja berpotensi terjadinya kenakalan. “Meskipun berat harus ditinggal anak dan mengeluarkan biaya lebih, itu tidak menjadi masalah. Yang penting saya punya anak penghafal Al-Qur’an,” tambahnya.
Menurutnya, baru satu tahun anaknya menjalankan kegiatan pesantren di Banten itu, kini sudah mulai terlihat berbeda, mulai dari sikap bahkan bisa menjaga salat lima waktu. “Sempat pulang bulan-bulan kemarin, dan benar saja kini sudah terlihat berbeda. Intinya lebih baik dari sebelumnya dan hafalanya semakin bertambah,” pungkasnya. (mal)
