RAPIKAN PUING: Nasim, warga Dusun Pacing Selatan, Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok, sedang mengambil sisa-sisa puing rumahnya yang masih bisa dimanfaatkan, Senin (7/12).
Diguyur Hujan dan Angin Kencang
KARAWANG, RAKA – Guyuran hujan disertai sesekali terpaan angin kencang di Kabupaten Karawang sejak pagi hingga sore kemarin, membuat 20 rumah ambruk di empat kecamatan. Nasim (55) misalnya, warga Dusun Pacing Selatan, Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok, itu harus kehilangan rumah karena ambruk. Dia menceritakan, di tengah hujan rintik-rintik sekitar pukul 07.00 WIB, tiba-tiba rumah yang sudah lama tidak direnovasi itu mendadak ambruk. Beruntung tidak ada korban luka, hanya saja semua bahan bangunan rumah tidak bisa diselamatkan dan satu buah becak sumber penghidupannya ikut rusak. “Biasanya anak-anak suka maen di sini, karena tadi pagi hujan kebenaran gak ada siapa-siapa,” jelasnya kepada Radar Karawang, Senin (7/12).
Ia melanjutkan, rumahnya sudah rusak dan tidak direnovasi karena tidak memiliki biaya untuk membeli bahan bangunan. “Saya mau ngebenerin rumah juga gak punya duit, sehari-hari ngebecak paling dapat Rp30-40 ribu sehari,” ujarnya.
Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan Rengasdengklok, Imam mengatakan, kerugian yang menimpa Nasim ditaksir Rp30 juta. “Kebutuhan yang mendesak pakaian, makanan dan logistik lainnya,” ujarnya.
Tak hanya di Kecamatan Rengasdengklok, di hari yang sama rumah ambruk juga terjadi di Kecamatan Kutawaluya. Sofian, Petugas Penanggulangan Bencana Kutawaluya melaporkan, sekitar pukul 07.00 WIB, satu rumah di Desa Kutakarya ambruk diakibatkan hujan disertai angin kencang. Kerugian ditaksir Rp40 juta. Pihaknya mengaku sudah mendatangi rumah tersebut bersama muspika. “Asesmen bersama muspika Kecamatan Kutawaluya bersama aparatur Desa Kutakarya, TKSK, Babinsa AD ke TKP rumah roboh,” katanya.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang Supriatna membenarkan 20 rumah ambruk akibat hujan deras. Sebagian besar rumah yang ambruk karena sudah tua. “Itu tidak satu titik, ada di empat kecamatan, sudah ada laporan, datanya ada di kantor,” terangnya saat dihubungi Senin malam kemarin.
Ia mengatakan, BPBD Karawang telah mendata musibah rumah ambruk berdasarkan laporan satgas BPBD di setiap kecamatan. Sejumlah desa yang warganya terdampak musibah ini juga telah mengajukan bantuan. “Sisanya kemungkinan akan menyusul mengajukan bantuan pada hari ini,” ungkapnya.
Supriatna melanjutkan, saat ini cuaca tengah berada di puncak musim pancaroba dan mulai menjelang musim hujan. “Kalau sudah masuk musim hujan sih biasanya sudah tidak ada lagi angin,” jelasnya.
Rumah rusak akibat angin kencang pun pernah terjadi pada Sabtu (5/12) lalu. Berdasarkan data yang dimiliki BPBD Karawang, sejak awal Desember sampai Senin kemarin pukul 14.00 WIB, rumah rusak akibat hujan deras dan angin kencang sudah terjadi di enam desa di enam kecamatan. Ia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai angin kencang di puncak musim pancaroba ini, yang kemungkinan akan terjadi sepanjang hari dalam beberapa hari kedepan. “Yang di daerah datar itu biasanya (angin) cukup tinggi,” imbaunya. (mra/din)