Sehari, 300 Penderita TBC Meninggal
DISKRINING: Warga Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok sedang antre menunggu giliran diskrining TBC, kemarin.
Dinkes Rutin Lakukan Skrining
KARAWANG, RAKA – Dinas Kesehatan Karawang melakukan skrining TBC atau tuberkulosis untuk penemuan aktif kasus TBC pada populasi umum di Desa Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Karawang dr Yayuk Sri Rahayu menyebut, kasus penyakit tuberkulosis bukan hanya menjadi permasalahan di Karawang, tetapi sudah menjadi masalah global.
Kata dia, tahun kemarin saja Indonesia menduduki peringkat kedua dari sebelumnya peringkat ketiga. Artinya kasus tuberkulosis ini harus ditemukan dan diobati, dan saat ini kasus TBC sudah menjadi SPM atau standar pelayanan minimal. “Semua yang suspek atau dicurigai sebagai TBC harus diberikan pelayanan sesuai standar,” kata Yayuk.
Lebih lanjut dia menyebut, pelayanan yang dilakukan ini adalah tes cepat molekuler atau TCM. Kata Yayuk, di Karawang terdapat lima tempat TCM yaitu di RSUD Karawang, Rumah Sakit Paru, Puskesmas Batujajya, Lemahabang, dan Puskesmas Cikampek. “Kami di Karawang punya lima tempat untuk menegakan diagnosis dengan tes cepat molekuler,” ujarnya.
Yayuk mengaku penanganan TBC ini, Dinas Kesehatan terus melakukan upaya meningkatkan kapasitas dari tenaga kesehatan, termasuk jejaring dari fasilitas kesehatan baik puskesmas dengan klinik maupun dokter praktek mandiri. Kemudian Dinkes juga berupaya untuk melakukan temuan kasus TBC melalui skrining atau TCM. “Tentunya kalau ditemukan yang TBC, nantinya akan diobati sampai sembuh. Ada juga dengan PMO (Pembantu Minum Obat) biar penderita TBC tersebut benar-benar bisa minum obat secara displin dan tepat dosisnya,” katanya.
Yayuk menambahkan, upaya untuk mencegah penyakit TBC, di antaranya menerapkan pola hidup bersih dan sehat, asupan gizi yang seimbang, dan juga tempat tinggalnya harus memiliki ventilasi supaya ada udara atau cahaya matahari masuk. “Kalau cahaya matahari masuk ke rumah itu kuman juga bisa mati, tapi sebaliknya kalau rumahnya lembab maka akan terjadi penularan,” imbuhnya.
Pada kegiatan skrining TBC di Rengasdengklok Selatan, turut dipantau juga oleh tim Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat. Erman Varella dari Yayasan KNCV sekaligus tim dari Kementerian Kesehatan menyebut, setiap harinya di Indonesia terdapat 300 orang meninggal dunia karena TBC. Oleh karenanya melalui skrining TBC ini sebagai upaya untuk memutus kasus penularannya. “Karena cuma dengan upaya menemukan kasus ini, kita bisa obati dan cegah penularan kepada orang-orang di sekitarnya,” pungkasnya. (mra)