HEADLINEKARAWANG

Shio Tikus, Tahun Penuh Kekuatan

SAMBUT IMLEK: Sejumlah warga keturunan Tionghoa berdoa di kelenteng.

Doakan Indonesia Aman dan Tentram

KARAWANG, RAKA – Nuansa Imlek sudah terasa. Berbagai pernak-pernik sudah terpasang diberbagai sudut kelenteng Kwan Tee Koen Karawang. Warna merah mendominasi dekorasi.

Menjelang tahun baru Imlek, sejumlah kelenteng di Karawang dikunjungi warga Tionghoa. Sejumlah masyarakat Karawang yang berketurunan Tionghoa bergantian bergantian melaksanakan ritual peribadatan.

Isniani (44) keturunan Tionghoa yang tinggal di Grand Taruma Karawang mengatakan, setiap menjelang Imlek dirinya selalu rutin melaksanakan ritual sembahyang di kelenteng yang ada di Karawang. Kegiatan tersebut merupakan aktivitas rutin sebagai bentuk syukur dan cara untuk mengingat para leluhur. “Ini agar mengingatkan kita kepada para leluhur. Makanya kita bawa makanan, buah-buahan kemudian berdoa agar dijauhkan dari marabahaya,” katanya, kepada Radar Karawang usai melakukan ritual peribadahan di kelenteng Kwan Tee Koen Karawang, Kamis (23/1).

Isniani yang sejak lahir tinggal di Karawang itu juga mengatakan, Imlek merupakan momentum untuk berkumpul bersama keluarga besarnya. “Makan bersama dan kumpul di rumah, kemudian bagi-bagi angpau sama saudara,” ucapnya.

Pengunjung lain, Kumala Wati (70) menuturkan, Imlek tahun ini berharap selalu diberikan kesehatan dan keberkahan. Ia juga berdoa semoga negara Indonesia selalu aman dan tentram. “Kalau negara aman, kita masyarakat juga aman,” ujarnya.

Shio tahun ini, kata dia, ialah tikus yang berarti bumi. Layaknya bumi yang disinggahi semua umat manusia, maka tahun ini merupakan tahun yang penuh dengan kekuatan. “Artinya bumi yang melambangkan kekuatan,” tambahnya.

Ketua Umum Yayasan Darma Prasada Mahameta Wawan Kurniawan mengatakan, ada beberapa faham yang berbeda mengenai tahun baru Imlek. Ada yang mengatakan bahwa Imlek merupakan tradisi dari keturunan Tionghoa untuk menyambut musim semi, sehingga disebut tahun baru Cina. Ada juga yang mengatakan bahwa Imlek merupakan hari raya umat Konghucu. “Memang ada perbedaan pendapat. Tapi pada intinya momentum Imlek kita beribadah melakukan ritual persembahyangan,” jelasnya.

Shio yang setiap tahun berbeda pun, katanya, merupakan hal yang dilakukan untuk memberikan kemudahan dalam menghitung usia. “Itu untuk memudahkan penghitungan tahun saja,” pungkasnya. (nce)

Related Articles

Back to top button