HEADLINEKARAWANG

Sudah 5 Ribu Orang yang Sakit

KARAWANG, RAKA – Sudah hampir dua bulan sejak terjadinya kebocoran minyak di laut Karawang, hingga saat ini kebocoran minyak mentah tersebut belum bisa teratasi. Padahal, kebocoran tersebut sangat berdampak dan merugikan masyarakat sekitar.

Selain menganggu ekonomi masyarakat, terjadinya kebocoran tersebut juga berdampak terhadap kondisi kesehatan masyarakat sekitar. “Yang terdampak ada 800 KK. Dari segi ekonomi ada 301 tambak. Sedangkan dalam segi kesehatan banyak masyarakat yang sakit dan setiap hari selalu bertambah,” kata Kasi Ekbang Desa Cemarajaya Agus Junaedi, kepada Radar Karawang, saat mengikuti undangan rapat lanjutan di gedung Pemda Karawang, Selasa (3/9).

Plt Kepala Dinas Kesehatan Nurdin Hidayat mengatakan, berdasarkan data yang diterima dari posko Pertamina, sejak 3 Juli sampai 21 Agustus lalu, tercatat 5.000 orang yang terkena penyakit. Penyakit yang dialami oleh masyarakat diantaranya penyakit gatal-gatal, penyakit sesak nafas, mual dan sakit kepala. “Itu dari 3 Juli sampai 21 Agustus. Jika dirata-ratakan tidak banyak. Hanya 20 orang dalam sehari. Karena ada 5 posko,” jelasnya.

Sementara, VP Relations Pertamina HE Ifki Sukarya mengatakan, sampai saat ini kebocoran tersebut belum teratasi. Namun upayanya menutup kebocoran dengan menggali sumur baru itu sudah hampir selesai. Dari target 9000 ft yang akan digali, penggalian sudah mencapai 8.250 ft setara dengan 2.578 meter. “Dari target 9000 ft, sampai tanggal 3 September ini sudah hampir 90 persen tergali,” katanya, usai rapat di ruang rapat sekda.

Dikatakan Ifki, upaya penutupan kebocoran itu ditargetkan selesai pada akhir September. Menurutnya, upaya penutupan itu terkendala dengan keakurasian alat untuk sampai pada titik kebocoran. “Realistisnya 8 Oktober selesai. Tapi kita targetkan akhir September selesai,” ucapnya.

Selain itu, kata dia, upaya yang dilakukan Pertamina ialah berinovasi dengan menggunakan tandon foida untuk menghentikan minyak agar tidak sampai ke permukaan air. Adanya minyak yang sampai ke permukaan air dikarenakan arus dan gelombang yang sangat tinggi. “Dalam sehari yang keluar 300 sampai 500 barrel. Tetapi itu fluktuatif tergantung kondisi arus,” paparnya. (nce)

Related Articles

Back to top button