Sumur Kering, Mandi dan Nyuci di Sungai Cibeet
KARAWANG, RAKA – Musim kemarau mulai dirasakan dampaknya oleh sejumlah masyarakat Kecamatan Tegalwaru, Pangkalan dan Telukjambe Barat. Untuk memenuhi kebutuhan air, sejumlah warga rela mandi di Sungai Cibeet, padahal airnya keruh.
Di Kampung Sukamulya, Desa Wanakerta, Kecamatan Telukjambe Barat , hampir setiap pagi dan sore hari terlihat warga menggunakan air Sungai Cibeet untuk keperluan mandi, cuci dan yang lainnya. “Beruntung air sungai Cibeet tidak sebau sebelumnya sekarang mah, jadi air bisa dibawa untuk kebutuhan mandi dan yang lainnya di rumah,” kata Eli (32), warga yang rumahnya tak jauh dari Sungai Cibeet, kepada Radar Karawang, Rabu (3/7).
Menurutnya, warga yang mengalami kesulitan air mulai banyak yang datang ke sungai Cibeet. Sebelumnya saat kemarau belum terjadi , warga masih punya air di setiap sumur di rumahnya.
Erik (17) warga lainnya mengungkapkan, kini kualitas air Sungai Cibeet di dekat rumahnya tidak berbau lagi. “Cuma airnya memang kalau lagi surut nampak hijau dari pandangan, tapi kalau dibawa atau dituang ke ember mah biasa aja dan sekarang enggak tahu enggak bau sekarang mah, dulu mah airnya bau dan tidak enak dipakai mandi juga,” ungkapnya.
Di tempat terpisah, di Kampung Bunder, Kecamatan Pangkalan, pemandangan serupa juga dilakukan oleh warga yang kini menglami kesulitan air. Mereka bahkan menggunakan ember dan jerigen untuk membawa air ke rumah.
Fahru (30), warga Bunder menjelaskan, kemarau baru jalan satu bulan, tapi dampaknya sejumlah sumur warga kering. Ia dan keluarganya terpaksa mengambil air di Sungai Cibeet. Warga lainnya pun melakukan hal yang sama. “Sungai Cibeet bersih juga makanya digunakan oleh kami, dan memang warga sudah biasa kalau kemarau pasti memanfaatkan air Sungai Cibeet untuk kebutuhan sehari-hari,” terangnya.
Hal senada pun dikatakan Karwiyah (30). Menurutnya kejadian itu sudah biasa, kalau kemarau panjang warga menggunakan air Sungai Cibeet. Dikatakannya, air Sungai Cibeet di dekat rumahnya masih bisa digunakan, asalkan hanya untuk mandi. “Yang penting saya masih ada air untuk bisa digunakan. Ya Alhamdulillah yang penting masih ada air,” pungkasnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Asep Wahyu mengatakan, pihaknya akan mengirimkan bantuan air bersih jika ada permintaan.
Diakuinya, setiap tahun ada tiga kecamatan di Karawang yang selalu mengalami kekeringan. Diantaranya Kecamatan Tegalwaru, Ciampel dan Pangkalan. “Yang biasanya berpotensi kekeringan ada tiga kecamatan,” katanya, Rabu (4/7).
Asep juga mengatakan, hingga kemarin baru ada permohonan bantuan air bersih dari satu kecamatan Kecamatan Pangkalan. “Yang mengusulkan permohonan bantuan air bersih baru dari Kecamatan Pangkalan dan sudah disalurkan oleh kami,” jelasnya. (yfn/nce)