Ruang Perawatan Umum Dipakai Pasien Covid-19
KARAWANG, RAKA – Dua tenda darurat yang dipasang di area RSUD Karawang tidak cukup menampung pasien Covid-19 yang melonjak akhir-akhir ini. Ruang Telukjambe yang semula dipakai untuk perawatan umum, kini digunakan untuk merawat pasien Covid-19.
Jumlah pasien yang terpapar Covid-19 di Kabupaten Karawang saat ini terus bertambah. Kamis (1/7) kemarin, ada 548 kasus positif baru. Hal ini mengakibatkan hampir seluruh rumah sakit kesulitan dalam menyediakan tempat perawatan. Begitu pula yang terjadi di RSUD Karawang.
Sejak beberapa hari terakhir, RSUD kewalahan menampung pasien Covid-19, bahkan sampai memasang dua tenda darurat di area rumah sakit. Namun dua tenda tersebut tidak cukup. Saat ini sudah penuh. Karena jumlah pasien terus meningkat. Kondisi ini memaksa pihak RSUD membuka ruang perawatan umum digunakan untuk pasien Covid-19. “Kita sampai buka ruang Telukjambe buat pasien, tadinya ruangan itu ruang perawatan buat umum,” ujar Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat RSUD Karawang Ruhimin, Kamis (1/7).
Diteruskannya, dua tenda darurat dipasang di bagian depan RSUD dan samping ruang Instalasi Gawat Darurat. Dua tenda darurat disamping ruang IGD hanya cukup menampung untuk 14 pasien. Kemudian untuk tenda yang di depan ruang IGD untuk 10 pasien.
Kini kedua tenda tersebut sudah dipenuhi pasien Covid-19. “Tenda darurat ada setelah kami berkoordinasi dengan pemerintah daerah, akhirnya diberikan bantuan tenda darurat untuk penanganan pasien,” tambahnya.
Dikatakannya, sejak Rabu (30/6) malam hingga Kamis (1/7) pukul 09.00, sudah ada enam pasien yang meninggal dunia. Seluruh pasien yang dirawat memiliki gejala berat. Meski persediaan ruangan tidak mencukupi, namun untuk persediaan tabung oksigen tidak ada kendala apapun. “Untuk RSUD Karawang untuk O2 kita masih aman karena penyedia sudah benar dari Samator yah,” paparnya.
Sebelumnya, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana meminta pihak rumah sakit swasta dan rumah sakit rujukan lainnya mengoptimalkan ruang IGD Covid-19, sehingga keberlangsungan penanganan darurat pasien Covid-19 bisa diambil alih. “Seperti yang sudah kami lakukan di RSUD dengan menambah dua lorong darurat diisi 50 bed, serta tenda darurat dengan 40 bed,” katanya, saat itu.
Cellica menegaskan, penambahan ruang isolasi sangat mendesak dilakukan. Pasalnya, sejumlah pasien Covid-19 yang melakulan isolasi mandiri di rumah diketahui meninggal dunia. Atas perisitiwa tersebut, dirinya mengaku prihatin dan memohon pihak rumah sakit untuk tidak hanya menambah bed, melainkan menambah pula ruang isolasi. “Terlepas kematian adalah takdir Allah SWT, setidaknya para pasien ini sempat tertangani dengan baik di rumah sakit. Jangan sampai ada lagi yang harus menunggu lama untuk mendapatkan ruangan isolasi, atau meninggal di rumah. Kita harus hadir di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya. (nad/dis)